Ahad 30 Apr 2023 13:15 WIB

Taktik Pencopetan-Penipuan Paling Umum, Sering Dialami Turis

Hati-hati dengan pencopet dan penipu di lokasi wisata.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Reiny Dwinanda
Dompet kosong (ilustrasi). Hati-hati dengan dompet Anda ketika ada seseorang yang menabrak Anda di lokasi wisata atau keramaian. Bisa jadi itu dilakukan dengan sengaja agar komplotannya bisa mencopet dompet atau ponsel Anda.
Foto: Republika
Dompet kosong (ilustrasi). Hati-hati dengan dompet Anda ketika ada seseorang yang menabrak Anda di lokasi wisata atau keramaian. Bisa jadi itu dilakukan dengan sengaja agar komplotannya bisa mencopet dompet atau ponsel Anda.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pencopet ada di berbagai destinasi wisata dunia. Ada beberapa taktik pencopetan yang begitu halus sampai membuat turis tidak sadar barang berharganya telah berpindah tangan.

Di lain sisi, ada juga trik yang sudah umum, namun tetap membahayakan turis yang lengah. Pendiri Panache Cruises, James Cole pun membagikan beberapa jenis penipuan yang paling umum, dikutip dari Indian Express, Kamis (27/4/2023).

Baca Juga

1. Tabrak dan curi

"Cara termudah untuk mencuri barang berharga seseorang adalah dengan membuat pengalihan sehingga mereka menjadi lengah," kata Cole.

Salah satu taktik pencopetan yang paling umum adalah metode "ambil dan kabur". Salah satu pencuri akan berpura-pura tidak sengaja menabrak Anda, sementara komplotannya mengambil dompet atau ponsel di saku saat perhatian Anda teralihkan.

Praktik sangat mungkin terjadi di daerah yang sibuk dan ramai seperti tempat wisata dan stasiun kereta. Jadi berhati-hatilah di lokasi tersebut.

Hindari untuk tidak membawa banyak barang berharga, pastikan memiliki salinan dokumen perjalanan penting, dan gunakan sabuk uang rahasia yang dikenakan di balik pakaian. Wisatawan harus sangat berhati-hati di pusat transportasi umum dan di sekitar tempat wisata populer yang kemungkinan besar akan menjadi sasaran pencopet.

Sebuah studi belum lama ini menemukan bahwa Roma adalah kota terburuk untuk pencopetan. Kota di Italia itu dinilai jauh lebih rawan daripada pusat wisata dunia lainnya seperti Barcelona (Spanyol) dan Paris (Prancis).

2. "Argo kuda"

Jangan pernah mau memulai perjalanan jika pengemudi bilang bahwa argometer taksinya rusak. Ujung-ujungnya, Anda akan ditagih tarif yang kemahalan.

Pastikan juga untuk mengawasi argo saat taksi berjalan. Jika Anda curiga argo itu naik lebih cepat dari biasanya, minta saja sopir untuk berhenti dan turunlah.

"Penting banget untuk bertanya tentang tarif taksi rata-rata dari hotel, gunakan penyedia taksi resmi, dan jika taksinya tidak menggunakan argometer maka pastikan untuk menyetujui tarif sebelum naik taksi," ujar Cole.

Staf hotel mungkin dapat merekomendasikan perusahaan taksi tepercaya. Alternatifnya, wisatawan dapat menggunakan aplikasi transportasi daring. Angkutan umum juga bisa menjadi cara cepat dan mudah untuk bepergian tanpa menjadi korban penipuan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement