REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter spesialis kedokteran jiwa di RS Universitas Indonesia, Rayinda Raumanen Mamahit, menyebut stigma negatif dan diskriminasi sosial masyarakat kepada para orang dengan HIV (ODHIV) dan orang dengan HIV/AIDS (ODHA) sampai saat ini masih ada. Diskriminasi sosial tersebut dapat memicu perasaan tertekan sehingga membuat kondisi psikis mereka terganggu.
Dokter Rayinda menjelaskan HIV/AIDS menyerang sistem kekebalan tubuh dan jika ditambah dengan kondisi psikis yang terganggu maka dapat memicu perilaku negatif seperti adanya ide-ide bunuh diri bagi pengidapna. Oleh karena itu, penting bagi mereka untuk menanamkan self love dan berpikir rasional.
Dokter Rayinda mengatakan bahwa selama ini banyak yang merasa bahwa menyayangi diri sendiri berarti egois. Dengan begitu, perlu dijabarkan mana yang mencintai diri sendiri secara sehat atau yang hanya mementingkan diri sendiri.
Self love merupakan suatu aksi yang mendukung perkembangan fisik, psikologis, dan spiritual individu. Dokter Rayinda menyebut, self love itu mengutamakan kenyamanan, kesehatan, dan kebahagian diri, dan bukan bersifat egois atau egosentris.
"Cara yang dapat dilakukan untuk mencintai diri sendiri adalah dengan mengenali diri sendiri," kata dr Rayinda, seperti dikutip dari keterangan tertulisnya, Selasa (14/3/2023).
Menurut dr Rayinda, cara untuk mengenali diri sendiri, yaitu dengan mengetahui apa yang disuka dan apa yang tidak disuka. Hal lainnya adalah dengan mengetahui apa yang membuat kurang nyaman saat ini, membuat jurnal dan menganilisis respons terhadap situasi. Selain itu, tidak mementingkan orang lain dan melukai diri sendiri.