Jumat 03 Mar 2023 00:30 WIB

Miris, Bayi Australia Disuruh Isap Vape Oleh Ibunya

Polisi Australia masih menyelidiki kasus bayi dijejali vape.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Reiny Dwinanda
Kasus balita keracunan vaping di Australia bertambah. Hal ini karena balita sering menganggap vape sebagai mainan dan memasukkannya ke dalam mulut. Dalam kasus berbeda, seorang bayi di Australia diberi vape oleh ibunya. (ilustrasi)
Foto: www.freepik.com
Kasus balita keracunan vaping di Australia bertambah. Hal ini karena balita sering menganggap vape sebagai mainan dan memasukkannya ke dalam mulut. Dalam kasus berbeda, seorang bayi di Australia diberi vape oleh ibunya. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Video viral di media sosial memperlihatkan bayi yang diberi vape oleh ibunya yang melakukannya sambil tertawa. Dalam cuplikan video tersebut tampak sang ibu memasukkan vape ke mulut anaknya.

Sebelum menjejalkan vape kepada bayi laki-lakinya itu, sang ibu sempat bertanya apakah bayinya ingin mencoba. Salah satu adegan menunjukkan bayi menjauhkan kepalanya dari rokok elektrik.

Baca Juga

Sementara itu, adegan lain menunjukkan dia menghirup vape dengan uap yang keluar dari mulutnya. Menanggapi ini warganet mengutuk sang ibu karena telah memberikan vape kepada bayinya.

"Sangat menyedihkan" kata salah seorang warganet.

Sementara itu, yang lain mengatakan ibu itu memuakkan. Polisi di Kempsey, Australia sedang menyelidiki insiden tersebut.

Belum ada penangkapan yang dilakukan. Namun, Departemen Kepolisian New South Wales (NSW) mengatakan penyelidikan masih berlangsung.

Sementara itu, kondisi bayi yang diyakini berusia 10 bulan itu telah dibawa ke rumah sakit untuk diperiksa lebih lanjut. Vape telah menjadi populer dalam beberapa tahun terakhir dan digadang sebagai alat yang efektif untuk membantu orang berhenti merokok. Namun, vape tentu tidak boleh diberikan kepada anak-anak.

"Vape tidak direkomendasikan untuk nonperokok dan tidak dapat dijual kepada orang di bawah 18 tahun," kata National Health Service (NHS) di Inggris, dilansir The Sun, Kamis (2/3/2023).

Di Inggris, rokok elektrik diatur secara ketat untuk keamanan dan kualitasnya. Cairan dan uapnya mengandung beberapa bahan kimia yang berpotensi berbahaya dan ditemukan dalam asap rokok dengan tingkat yang lebih rendah.

Beberapa vape mengandung nikotin yang lebih berisiko bagi anak muda. NHS menyatakan itu dapat memberikan efek pada otak remaja.

Sebuah laporan kasus yang diterbitkan dalam Canadian Medical Association Journal mengungkapkan seorang anak berusia 17 tahun mengembangkan bentuk bronkiolitis setelah vaping. Kondisi ini tidak selalu disebabkan oleh vaping, tetapi terkait dengan diacetyl, yakni penyedap kimia yang ditemukan dalam rokok elektronik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement