Jumat 10 Feb 2023 21:56 WIB

Mandi Pakai Air Es, Bermanfaat atau Berbahaya Bagi Tubuh?

Tidak semua orang nyaman mandi dengan air yang sangat dingin.

Rep: Santi Sopia/ Red: Qommarria Rostanti
Manfaat mandi air dingin atau es. (ilustrasi)
Foto: pixabay
Manfaat mandi air dingin atau es. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mandi dengan air sangat dingin menjadi salah satu tren di media sosial baru-baru ini. Selebritas seperti Miranda Kerr, Chris Hemsworth, dan Kristen Bell getol menyerukan manfaat mandi dengan air yang sangat dingin atau semacam air es.

Bagaimana dari pandangan ahli terkait hal tersebut? Pemimpin klinis di Avon Aesthetics, Alex Trevatt, mengatakan, dia adalah penggemar berat mandi air dingin. Dia mulai merekomendasikannya kepada pasien untuk meningkatkan kesehatan mereka.

Baca Juga

Menurut Trevatt, mandi air dingin secara teratur dapat membantu meningkatkan sirkulasi darah seiring waktu. "Perendaman air dingin telah terbukti menyempitkan pembuluh darah dan kemudian melebarkannya yang mengarah ke sirkulasi yang lebih baik," kata Trevatt yang menjalankan perusahaan pendidikan kedokteran Medistudents dikutip dari Best Life, Jumat (10/2/2023).

Para ahli dari Cleveland Clinic menjelaskan hal itu terjadi karena air dingin membuat sistem peredaran darah bekerja keras. Saat air es 'mengejutkan' kulit, tubuh akan merespons dengan memompa darah ke organ vital dan menyempitkan pembuluh darah di dekat permukaan kulit.

"Proses ini merangsang aliran darah, yang secara keseluruhan merupakan hal yang baik untuk kesehatan Anda secara keseluruhan," tulis mereka.

Namun, perlu dicatat bahwa ada cara yang lebih baik dan mungkin lebih nyaman bagi sebagian orang untuk meningkatkan sirkulasi, selain mandi air dingin. Misalnya, dengan berjalan kaki selama 10 menit.

Bagi yang menderita peradangan atau pembengkakan, Trevatt mengatakan mandi air dingin secara teratur dapat membantu. Paparan air dingin telah terbukti mengurangi peradangan dalam tubuh, meningkatkan kesehatan secara keseluruhan dan mengurangi kondisi tertentu seperti radang sendi.

Beberapa atlet juga kerap mandi air dingin setelah latihan keras karena alasan tersebut. “Ada beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa mungkin ada penurunan rasa sakit setelah orang direndam dalam air dingin selama sekitar 10 menit dibandingkan mereka yang tidak melakukan terapi dingin," kata spesialis ortopedi Cedar Sinai Medical Center, Tracy L Zaslow.

Saat berada di air dingin, pembuluh darah menyempit sehingga aliran darah ke area tersebut berkurang, kemudian pembengkakan dan peradangan yang menyebabkan rasa sakit juga bisa berkurang. Mandi air dingin juga dapat meningkatkan sistem kekebalan, menurut beberapa ahli.

Paparan air dingin telah terbukti meningkatkan produksi sel darah putih yang membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan melawan penyakit. Sebuah studi pada 2016 yang diterbitkan dalam jurnal medis PLoS One menemukan efek mandi air dingin pada kesehatan.

Mereka mendaftarkan 3.018 peserta berusia antara 18 dan 65 tahun dan meminta agar mandi air panas hingga dingin selama 30, 60, 90 detik, atau menjadi kelompok kontrol. "Model regresi binomial negatif menunjukkan penurunan 29 persen dalam ketiadaani penyakit untuk rejimen mandi air panas (panas ke) dingin dibandingkan dengan kelompok kontrol," kata peneliti.

Di antara manfaat mandi air dingin yang paling konsisten adalah peningkatan kesehatan mental. Para ahli mengatakan, orang dapat mengharapkan peningkatan perhatian dan suasana hati yang lebih baik.

"Paparan air dingin telah terbukti melepaskan endorfin, yang merupakan obat penghilang rasa sakit alami dan penambah suasana hati," kata Trevatt.

Namun, beberapa ahli mengingatkan bahwa mandi air dingin atau berendam air dingin dapat menimbulkan ketegangan serius pada tubuh. Itu berarti orang tertentu dapat menunda mencobanya atau mendiskusikan risikonya terlebih dulu dengan dokter.

Jika memutuskan mencoba untuk pertama kali, sebaiknya lakukan secara perlahan. Jangan mengagetkan tubuh secara langsung jika hendak melakukannya. "Apabila mencoba untuk pertama kali, luangkan waktu dan aklimatisasi, turunkan suhu secara perlahan selama berhari-hari atau berminggu-minggu," ujar ahli fisiologi olahraga dan postdoctoral fellow di Research Institute for the McGill University Health Center, Montreal, Kanada, Lee Hill.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement