Selasa 11 Oct 2022 18:37 WIB

India Sedang Hadapi Infeksi Superbug Kebal Antibiotik, Apa Itu?

India menjadi salah satu negara terparah dengan resistensi antibiotik.

India menjadi salah satu negara terparah dengan resistensi antibiotik.
Foto:

Pakar kesehatan masyarakat percaya banyak dokter di India meresepkan antibiotik tanpa pandang bulu. Antibiotik, misalnya, tidak dapat menyembuhkan penyakit virus seperti flu atau flu biasa. Pasien dengan demam berdarah, infeksi virus, dan malaria yang disebabkan oleh parasit bersel tunggal sering diresepkan antibiotik. Antibiotik juga diresepkan untuk penyakit diare dan infeksi saluran pernapasan, meskipun efektivitasnya terbatas.

Selama pengobatan Covid-19 yang kacau, pasien diobati dengan antibiotik yang menghasilkan lebih banyak efek samping. Tahun lalu, sebuah studi ICMR terhadap 17.534 pasien Covid-19 di rumah sakit India menemukan bahwa lebih dari setengah pasien yang menderita infeksi resistan obat meninggal dunia.

Namun, resep untuk broad spectrum antibiotics, obat yang harus disediakan untuk mengatasi infeksi bakteri yang paling serius dan sulit diobati, meliputi 75 persen dari semua resep yang dikeluarkan di rumah sakit India. 

Memang benar, dokter tidak bisa disalahkan sepenuhnya. Di rumah sakit umum yang besar dan ramai, kata Dr Kalantri, para dokter kekurangan waktu untuk memeriksa pasien, mendiagnosis penyakit mereka, memilah bakteri dari penyakit virus dan merancang rencana perawatan.

Kurangnya pengetahuan tentang antibiotik juga berarti mayoritas pasien tidak menyadari resistensi antibiotik. Bahkan orang elit dan berpendidikan tak segan minum antibiotik jika mereka sakit atau mendesak dokter untuk meresepkan antibiotik.

Mengingat harga antibiotik turun dan diagnostik tetap mahal, dokter lebih suka meresepkan obat daripada memesan tes. "Dokter terkadang tidak yakin apa yang mereka obati, dan mereka ingin mengobati semuanya dengan menggunakan obat spektrum luas," kata Dr Walia.

Infeksi di rumah sakit juga harus disalahkan. Pasien sering diberikan antibiotik untuk mengimbangi kebersihan dan sanitasi yang buruk.

Para ahli percaya India perlu berinvestasi lebih banyak dan meningkatkan laboratorium diagnostik, menghasilkan lebih banyak dokter penyakit menular, mengurangi infeksi rumah sakit dan melatih dokter tentang penggunaan antibiotik berdasarkan tes untuk mengatasi meningkatnya ancaman superbug. 

"Jika tidak, resistensi terhadap antibiotik berpotensi menjadi pandemi dalam waktu dekat," Dr Walia memperingatkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement