Menurut laporan, hubungan antara zat besi heme dan risiko diabetes tipe 2 kemungkinkan berkaitan dengan bioavailabilitas yang dipunyai oleh zat besi heme. Meski mekanisme yang mendasari kedua hal ini masih belum benar-benar jelas, beberapa bukti juga menunjukkan bahwa satus zat besi mempengaruhi kerusakan oksidatif di dalam DNA.
Berdasarkan teori, fenomena tersebut bisa memicu terjadinya kondisi yang dapat menyebabkan diabetes tipe 2, seperti resistensi insulin atau defisiensi insulin. Hubungan antara zat heme dengan peningkatan risiko diabetes tipe 2 makin terlihat bila seseorang mengonsumsi zat heme dalam dosis yang tinggi.
Asupan zat heme yang tinggi pun berkaitan dengan peningkatan risiko beberapa jenis kanker, seperti kanker kolon, kanker pankreas, dan kanker paru.
Konsumsi secukupnya
Harvard TH Chan School of Public Health (HSPH) mengungkapkan bahwa zat besi sebenarnya merupakan mineral yang sangat penting dalam menunjang kesehatan darah. Zat besi terdiri dari dua jenis, yaitu zat besi heme dan non heme.
Zat besi heme bisa ditemukan pada produk pangan hewani, seperti daging merah, unggas, dan makanan laut. Sedangkan zat besi nonheme bisa ditemukan pada makanan seperti gandum utuh, kacang-kacangan, biji-bijian, legum, dan sayur berdaun hijau, daging hewan yang mengonsumsi makanan dengan zat besi non heme, dan makanan terfortifikasi.