Berdasarkan hasil penelitian, konsumsi waktu layar yang berlebih dan dampaknya terhadap kesehatan, memberikan bukti yang jelas bahwa waktu layar harus dikurangi secepat mungkin. Apalagi, ini sangat berdampak pada waktu tidur, kesehatan mental, dan efek kesehatan mata.
"Penting juga untuk mempromosikan aktivitas non-sedenter untuk mengurangi risiko peningkatan waktu layar," kata Pardhan.
Para peneliti menganalisis 89 studi dari negara-negara, antara lain Inggris, AS, Australia, Prancis, Chile, dan Israel. Analisis berfokus pada peningkatan waktu layar sebelum dan selama pandemi, secara rinci, mencakup ukuran sampel total lebih dari 200 ribu orang.
Studi ini juga melihat jenis waktu layar dan menemukan bahwa waktu luang atau waktu layar yang tidak terkait dengan pekerjaan atau belajar juga meningkat di semua kelompok umur. Anak-anak antara usia enam dan 10 tahun sekali lagi menunjukkan peningkatan terbesar.
Selain efek berbahaya pada anak-anak, penelitian lebih lanjut mengidentifikasi hubungan antara lebih banyak waktu layar dan hasil negatif untuk orang dewasa. Ini termasuk efek buruk pada diet, kesehatan mata dan kesehatan mental, seperti kecemasan, depresi dan kesepian, dan pada kesehatan umum, termasuk kelelahan, penurunan aktivitas fisik, dan penambahan berat badan.
Temuan tersebut telah mendorong seruan untuk tindakan untuk mengekang dampak berbahaya screen time pada kesehatan jutaan anak.