Senin 30 May 2022 23:12 WIB

Suami Guru yang Tewas di SD Texas Meninggal Akibat Broken Heart Syndrome, Apa Itu?

Broken heart syndrome berbeda dengan serangan jantung, meski gejalanya mirip.

Rep: Santi Sopia/ Red: Reiny Dwinanda
Presiden Joe Biden dan ibu negara Jill Biden mengunjungi tugu peringatan di Sekolah Dasar Robb untuk memberikan penghormatan kepada para korban penembakan massal, Ahad, 29 Mei 2022, di Uvalde, Texas. Suami dari salah seorang guru yang menjadi korban tewas penembakan di SD tersebut dikabarkan meninggal akibat broken heart syndrome.
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, UVALDE — Suami dari salah satu guru yang meninggal dalam insiden penembakan massal di sekolah dasar (SD) Texas, AS, dikabarkan meninggal akibat broken heart syndrome. Suami dari guru bernama Irma Garcia itu meninggal beberapa hari setelah istrinya terbunuh dalam tragedi di Robb Elementary School di Uvalde pada Selasa (24/5/2022) lalu.

Irma Garcia tewas bersama satu rekan guru dan 19 siswa. Dua hari kemudian, suaminya yang merasa sangat berduka pun meninggal karena broken heart syndrome.

Baca Juga

Suami Irma, Joe Garcia (50 tahun), sempat menabur bunga di peringatan kematian istrinya pada Kamis (26/5/2022) pagi waktu setempat, menurut laporan The New York Times. Dia "hampir jatuh" setelah kembali ke rumah dan kemudian meninggal karena serangan jantung. Hal itu diungkap oleh keponakannya, John Martinez.

Joe dan Irma menikah selama 24 tahun dan memiliki empat anak. Anak tertua, Cristian, bertugas di Korps Marinir, sementara saudaranya, Jose, kuliah di Texas State University. Putri sulung mereka Lyliana adalah siswa kelas dua sekolah menengah, sementara adik perempuannya adalah siswa kelas tujuh.

"Hal-hal seperti ini seharusnya tidak terjadi di sekolah-sekolah. Itu salah. Itu tidak baik," kata Martinez, seperti dikutip dari laman Stuff, Senin (30/5/2022).

Dalam kampanye GoFundMe yang diluncurkan oleh sepupu Garcia, Debra Garcia Austin, menyatakan bahwa Joe meninggal "sebagai akibat dari keadaan darurat medis". Anggota keluarga telah menghubungkan kematiannya dengan kesedihannya yang luar biasa.

"Tolong terus doakan kami. Saya benar-benar percaya Joe meninggal karena patah hati dan kehilangan cinta dalam hidupnya selama lebih dari 30 tahun terlalu berat untuk ditanggung," demikian pembaruan di laman penggalangan dana.

Motif pembantaian, penembakan sekolah paling mematikan di negara itu sejak Newtown, Connecticut, hampir satu dekade lalu, masih dalam penyelidikan sampai saat ini. Pihak berwenang mengatakan remaja penembak bernama Salvador Ramos tidak memiliki riwayat kriminal atau kesehatan mental yang diketahui.

Terduga penembak berada di dalam ruang kelas Robb Elementary School di Uvalde selama lebih dari satu jam sebelum dia tewas dalam baku tembak, menurut laporan polisi. Remaja tersebut diketahui sempat menembak neneknya sebelum melancarkan tembakannya di sekolah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement