Studi ini dipresentasikan pada Kongres Mikrobiologi Klinis dan Penyakit Menular Eropa (ECCMID) 2022 yang diadakan di Portugal. Dalam studi tersebut, tim menyelidiki prevalensi strain Clostridium difficile pada ternak babi dan potensi penyebaran zoonosis dari gen resistensi antimikroba dengan membandingkannya dengan isolat klinis dari pasien rumah sakit Denmark.
Sampel tinja dikumpulkan dari 514 babi dalam dua kelompok dari peternakan di seluruh Denmark antara tahun 2020 dan 2021. Kelompok A mencakup 330 sampel dari induk babi, anak babi, dan babi potong dari empat belas peternakan pada 2020. Sebanyak 184 sampel dalam kelompok B dikumpulkan selama penyembelihan pada 2021.
Dari 514 sampel babi, 54 memiliki bukti Clostridium difficile. Analisis lebih lanjut dari 40 sampel, menemukan bahwa Clostridium difficile lebih umum pada anak babi dan babi betina daripada babi yang dipotong.
Para peneliti berspekulasi bahwa ini mungkin karena perbedaan usia antara anak babi dan babi dewasa, dengan babi yang lebih muda memiliki komposisi mikrobiota yang membuat mereka lebih rentan terhadap kolonisasi yang sukses.