REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Screen time berlebihan ternyata juga tidak baik untuk kesehatan dan kesejahteraan remaja. Profesor peneliti di Fakultas Kesehatan dan Ilmu Rehabilitasi Universitas Queensland, Asad Khan, mengatakan, studi global terhadap lebih dari 400 ribu remaja membuktikan waktu layar pasif dan aktif secara mental berdampak buruk pada kesejahteraan mental remaja.
“Remaja perlu dibatasi kurang dari dua jam per hari, baik itu screen time pasif yang meliputi menonton serial TV dan scrolling di media sosial atau screen time yang aktif secara mental, seperti bermain game komputer atau menggunakan komputer untuk tujuan hiburan,” ujar Khan seperti dilansir dari laman Futurity, Kamis (7/4/2022).
Mereka menemukan remaja lebih mungkin untuk melaporkan gejala psikosomatik, kombinasi keluhan fisik dan psikologis, jika mereka melebihi dua jam waktu layar dan efek ini serupa terlepas dari tingkat aktivitas fisik.
“Psyche adalah singkatan dari mind dan soma adalah singkatan dari body, dan tidak mungkin lagi untuk memisahkan mind dan body, itulah sebabnya kami melihat keluhan psikosomatik bersama-sama,” ujar Khan.
Ia mengatakan, keluhan psikologis dari remaja termasuk merasa rendah diri, mudah tersinggung, gugup, dan sulit tidur, dan keluhan somatik termasuk sakit kepala, sakit perut, sakit punggung, dan pusing. Temuan kunci menunjukkan remaja laki-laki yang menonton televisi lebih dari empat jam per hari, dibandingkan dengan mereka yang menonton kurang dari dua jam per hari. Sebanyak 67 persen lebih mungkin untuk melaporkan keluhan psikosomatik tinggi sementara anak perempuan berada pada risiko yang sedikit lebih tinggi pada 71 persen.
Remaja yang bermain game elektronik lebih dari empat jam memiliki risiko 78 persen lebih tinggi pada anak laki-laki dan 88 persen pada anak perempuan yang melaporkan keluhan psikosomatik yang tinggi. Penggunaan komputer yang tinggi untuk tujuan hiburan juga dilaporkan mengakibatkan keluhan psikosomatik yang tinggi, dengan risiko 84 persen lebih tinggi pada anak laki-laki dan risiko 108 persen lebih tinggi pada anak perempuan.
“Temuan penelitian ini mengkhawatirkan karena penggunaan layar pada remaja telah meningkat secara signifikan dalam beberapa dekade terakhir, tetapi kami hanya tahu sedikit tentang efek dari berbagai jenis penggunaan layar pada kesehatan mental dan fisik,” ujar Khan.
Temuan mereka mendukung rekomendasi kesehatan masyarakat yang ada untuk membatasi penggunaan layar hingga maksimal dua jam per hari untuk meningkatkan hasil kesehatan dan kesejahteraan remaja. Mereka berharap karya ini berkontribusi terhadap perdebatan global tentang penggunaan layar berapa banyak untuk remaja dan membangun tekanan seputar pengurangan waktu layar untuk mengoptimalkan kesehatan dan kesejahteraan remaja.