REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Album Eminem kembali melesat masuk ke tangga lagu Amerika Serikat (AS), menyusul penampilan sang rapper di Super Bowl Halftime Show pada awal bulan ini. Pria yang dijuluki "The King of Hip Hop" tersebut tampil live di SoFi Stadium Inglewood, California, bersama Snoop Dogg, Kendrick Lamar, Mary J. Blige, Anderson Paak dan 50 Cent.
Billboard melaporkan bahwa album kompilasi Eminem Curtain Call: The Hits (2005) telah kembali ke 10 besar tangga album Billboard 200 di AS. Sebelumnya album ini pernah memecahkan rekor dengan menempati posisi puncak tangga lagu di AS pada Desember 2005.
Kini, album tersebut telah naik dari peringkat 126 ke peringkat delapan di Billboard 200. Penjualan album Curtain Call: The Hits naik 256 persen, setara dengan penjualan 31 ribu unit album.
Album Curtain Call: The Hits mengumpulkan single paling populer Eminem, serta empat lagu baru, termasuk versi live “Stan” yang menampilkan Elton John. Lalu ada juga lagu “Fack”, “When Im Gone” dan “Shake That” yang menampilkan Nate Dogg.
Sementara album bertajuk 2001 yang dirilis pada 1999 milik Dr Dre juga melonjak di Billboard 200, dengan rekor naik dari posisi ke-108 ke nomor sembilan. Penjualan album 2001 naik 220 persen, setara dengan 30.500 unit album.
Kemudian video musik Dre dan Snoop Dogg "Still D.R.E." juga sukses melampaui satu miliar penayangan di Youtube. Peningkatan jumlah tayang ini terjadi setelah penampilan keduanya di acara Super Bowl.
Dalam wawancara pertamanya setelah Super Bowl Halftime Show, Dre mengatakan dia hanya diminta NFL untuk mengubah beberapa hal tentang pertunjukan, salah satunya untuk tidak melakukan gestur berlutut.
Dre pribadi tidak melakukan gestur tersebut, namun berbeda dengan Eminem. Usai menyanyikan lagu “Los Yourself” Eminem ngotot untuk melakukan gestur berlutut.
“Em melakukannya atas keinginan sendiri, dan tidak ada masalah dengan itu,” kata Dr Dre seperti dilansir di NME, Selasa (22/2/2022).
Seperti diketahui, gestur berlutut memiliki arti penting di liga sepak bola Amerika, setelah digunakan sebagai bentuk protes oleh mantan pemain 49ers Colin Kaepernick untuk meminta perhatian pada ketidaksetaraan rasial dan kebrutalan polisi di AS.