Kamis 03 Feb 2022 13:00 WIB

Kit DNA Rumahan Ungkap 'Kesalahan' Praktik Bayi Tabung 29 Tahun Silam

Hasil tes DNA perempuan ini menambah panjang catatan kasus insiden bayi tabung.

Rep: Santi Sopia/ Red: Reiny Dwinanda
Jeanine, Jessica, dan Mike Harvey saat Jessica diwisuda. Kini, Jessica sudah berusia 29 tahun dan baru menyadari Mike bukan ayah biologisnya. Ia terlahir dari program bayi tabung.
Foto: Dok Peiffer Wolf Carr Kane Conway & Wise
Jeanine, Jessica, dan Mike Harvey saat Jessica diwisuda. Kini, Jessica sudah berusia 29 tahun dan baru menyadari Mike bukan ayah biologisnya. Ia terlahir dari program bayi tabung.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang perempuan bernama Jessica Harvey Galloway mengajukan gugatan hukum setelah mendapati hasil tes DNA memperlihatkan bahwa dirinya bukan anak kandung dari orang tuanya. Jessica melakukan uji DNA sendiri di rumah melalui kit Ancestry.com.

Setelah melakukan uji mandiri itu, Jessica menemukan bahwa dia tidak memiliki hubungan genetik dengan ayahnya. Dalam gugatan yang diajukannya, perempuan berusia 29 tahun itu menuduh rumah sakit telah memakai sperma lain dalam perawatan kesuburan orang tuanya sebagai pasien bayi tabung.

Baca Juga

Kejadian ini sekaligus menambah panjang catatan kasus penyalahgunaan sperma dalam proses bayi tabung. Jessica dan suaminya meminta kit Ancestry.com pada momen Natal 2020. Mereka berharap hadiah itu akan menghubungkan Jessica dengan kerabatnya di Italia sebelum berangkat ke Eropa.

Sebaliknya, hasil kit menunjukan bahwa Jessica tidak memiliki darah Italia. Dia sama sekali tidak terkait secara genetik dengan ayahnya yang punya darah Italia, menurut gugatan baru.

Ayah biologis Jessica, menurut gugatan tersebut, adalah orang asing lain yang spermanya disalahgunakan sebagai pengganti selama perawatan kesuburan orang tuanya pada 1991. Jessica dan keluarganya berbicara untuk menuntut regulasi yang lebih ketat dari industri kesuburan.

Jessica yang mengambil nama belakang suaminya setelah menikah tersebut meminta pertanggungjawaban rumah sakit dan dokter yang terlibat dalam campur tangan proses bayi tabung tersebut.

"Sebagai suami dan ayah, sangat sulit melihat keluarga Anda kesakitan, dan sumber rasa sakit adalah sesuatu yang tidak akan pernah bisa saya ubah," kata ayah Jessica, Mike Harvey, pada konferensi pers yang diselenggarakan oleh firma hukum mereka, Peiffer Wolf Carr Kane Conway & Wise, seperti dilansir dari Insider, Kamis (3/2/2022).

"Mempelajari bahwa seluruh realitas Anda tidak seperti yang Anda yakini sulit untuk dijelaskan. Ini seperti terbangun dalam kehidupan orang lain," lanjutnya.

Orang tua Jessica, Mike dan Jeanine Harvey, menjalani inseminasi buatan untuk mengandung Jessica pada 1991. Mike mengatakan, Jeanine menjalani inseminasi buatan atau penyisipan sperma secara klinis ke dalam rahim untuk membantu mengandung anak perempuan mereka.

Mike telah memberikan sampel sperma untuk digunakan dalam prosedur tersebut, menurut pengacara mereka. Selama hampir tiga dekade, keluarga itu mengaku tidak pernah menyangka bahwa Jessica bukanlah keturunan mereka secara biologis.

Mike dan Jeanine memercayai rumah sakit, Sistem Kesehatan Summa di Ohio, dan dokter mereka, dr Nicholas Spiritos. Jessica tumbuh dengan bangga akan darah Italianya dan paham akan risiko kesehatannya.

Keluarga Mike Harvey hidup dengan baik hingga usia 90-an dan tidak memiliki riwayat kanker ataupun diabetes. Namun, setelah menerima hasil tes DNA dari Ancestry.com, perasaan Jessica disebut seakan telah runtuh.

"Kami tidak bisa lagi berbagi lelucon kecil kami soal Italia atau menikmati kumpul-kumpul kecil kami ala Italia, itu terlalu menyakitkan baginya (Jessica). Darah Italianya telah sepenuhnya dilucuti darinya," kata Jeanine dalam konferensi pers.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement