Para peneliti CDC mencatat keterbatasan dalam laporan ini dan menunjukkan bahwa temuan tersebut memerlukan studi jangka panjang lebih lanjut tentang masalah ini. Di jangka pendek, para peneliti mengatakan, dokter harus deteksi dini anak-anak untuk melihat diabetes pada bulan-bulan setelah terinfeksi Covid-19.
"Pesan kesehatan masyarakat yang menyoroti risiko yang terkait dengan Covid-19 di antara populasi anak-anak sangat penting untuk memberi tahu dokter dan orang tua tentang kemungkinan gejala sisa Covid-19. Lembaga mitra dan dokter di lapangan harus menyadari konsekuensi jangka panjang dan mrmantau orang berusia kurang dari 18 tahun dalam beberapa bulan setelah infeksi SARS-CoV2 untuk munculnya (kasus) diabetes baru," tulis para peneliti seperti dikutip dari laman Newatlas, Selasa (11/1/2022).
Walid Gellad dari Universitas Pittsburgh mengatakan, dia tidak akan memasukkan terlalu banyak temuan dalam laporan tersebut. Pasalnya, tidak ada faktor lain yang dapat menjelaskan tingkat diabetes yang lebih tinggi dalam kelompok Covid-19.
Misalnya, Gellad menunjukkan tidak ada ukuran tingkat obesitas di populasi muda yang merupakan faktor utama yang diketahui dapat meningkatkan risiko anak terkena diabetes. Selain itu, laporan tersebut tidak membedakan antara diabetes tipe 1 dan tipe 2 melainkan menjadikan satu kelompok yang homogen.