Jumat 16 Apr 2021 10:55 WIB

Pengalaman Lima Kali Menonton Bioskop Kala Pandemi

Perilaku menonton kembali seperti sebelum pandemi meski diterapkan prokes maksimal

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Sejumlah penonton duduk menjaga jarak di dalam studio pada hari pertama pembukaan kembali bioskop Cinepolis Cinemas, di Mal Living World, Kota Pekanbaru, Riau. Perilaku menonton kembali seperti sebelum pandemi meski diterapkan prokes maksimal
Foto:

Saat ini, sejumlah bioskop di beberapa kota masih memberlakukan larangan makan dan minum dalam studio. Akan tetapi, ada juga bioskop yang sudah memperbolehkan, asalkan menutup masker kembali saat sedang tidak makan dan minum.

Ini menguntungkan saya karena udara dingin studio sering membuat saya lapar. Begitu pula penonton lain saat pemutaran film Violet Evergarden pada 28 Februari 2021 di XXI Kota Kasablanka, yang terlihat banyak membawa-bawa popcorn dan soda.

Pengalaman lain ketika menyimak Mortal Kombat di IMAX Gandaria City, 12 April silam, fokus saya pada layar buyar sejenak akibat entakan di bagian belakang kursi. Saya berbalik dan memelototi siapa pun itu yang agaknya menyelonjorkan kaki seenaknya di bangku saya.

Bioskop memang lebih lengang jika dibandingkan sebelum pandemi, tapi soal etika tetap kembali ke masing-masing penonton. Terlepas dari berbagai protokol dan aturan yang sudah diterapkan pengelola bioskop, ingatlah ada pengunjung lain yang ingin menikmati tayangan dengan optimal.

Perbedaan menonton di kala pandemi juga dirasakan salah satu warga Bogor, Isnurul Naeni. Setelah sekian lama, dia memberanikan diri ke bioskop bersama suami dan putri bungsunya yang masih berusia sembilan tahun. Mereka bertandang ke bioskop XXI di mal Botani Square, Kota Bogor.

Isna, panggilannya, memilih film animasi Raya and the Last Dragon agar putrinya bisa menikmati sinema. Kedatangannya ke bioskop itu pada 5 April 2021, sementara film terakhir yang dia tonton di bioskop adalah Gundala sekitar September 2019.

Semula dia terkejut ketika pertama kali masuk XXI dan diminta memindai kode QR. Sebelum pandemi, bioskop tidak menerapkan aturan tersebut. Keterkejutan lain yang dirasakan Isna adalah ketika petugas meminta dia menyobek sendiri tiket bioskop.

Disampaikan Isna, suaminya sempat kebingungan dengan instruksi untuk menyobek sendiri tiket bioskop. Setelah beberapa kali bertanya, barulah dia paham harus meletakkan bagian kecil yang disobek ke dalam keranjang yang dibawa petugas.

 

Keluarga Isna yang biasa duduk bersebelahan dalam bioskop, harus puas dengan jarak satu kursi yang membuat duduk agak berjauhan. "Di dalam yang menonton total hanya 12 orang. Sound-nya jadi terdengar tambah kencang," kata Isna.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement