REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rajin menyikat gigi tak hanya bermanfaat dalam menjaga kesehatan dan kebersihan gigi semata. Kebiasaan baik itu ternyata juga dapat menjauhkan risiko diabetes mellitus tipe 2.
Korelasi antara menyikat gigi dan risiko diabetes mellitus tipe 2 terungkap dalam sebuah studi yang dipublikasikan pada jurnal Diabetologia. Studi terbaru itu menemukan bahwa orang-orang yang rutin menyikat gigi tiga kali sehari memiliki risiko diabetes mellitus tipe 2 yang lebih rendah.
Tak hanya itu, kondisi kesehatan gigi juga tampak memiliki hubungan dengan risiko diabetes mellitus tipe 2. Menurut studi, orang-orang dengan penyakit gigi atau orang-orang yang kehilangan banyak gigi memiliki risiko lebih tinggi terhadap penyakit diabetes mellitus tipe 2.
"Studi kami menunjukkan bahwa kebersihan oral yang ditingkatkan mungkin berkaitan dengan penurunan risiko kejadian diabetes baru," ungkap salah satu peneliti Dr Yoonkyung Chang dari Ewha Woman's University Mokdong Hospital, seperti dilansir WebMD.
Studi terbaru itu melibatkan data dari sekitar 190.000 orang di Korea Selatan dengan rata-rata usia 53 tahun. Informasi dari tiap individu dikumpulkan selama tiga tahun mulai 2003. Di waktu pengumpulan informasi, satu dari enam individu memiliki penyakit gusi.
Setelah sekitar 10 tahun melakukan pemantauan, tim peneliti menemukan bahwa sekitar 16 persen dari individu yang terlibat dalam studi mengidap diabetes mellitus tipe 2. Tim peneliti lalu melakukan pengolahan data untuk menilai keterkaitan antara kesehatan oral dengan risiko diabetes mellitus tipe 2.
Hasil studi menunjukkan bahwa orang-orang dengan penyakit gusi memiliki risiko 9 persen lebih tinggi terhadap diabetes mellitus tipe 2. Sedangkan, orang-orang yang kehilangan 15 atau lebih gigi berisiko 21 persen lebih tinggi terhadap diabetes mellitus tipe 2.
Sebaliknya, kondisi kesehatan oral yang bagus berkaitan dengan risiko diabetes mellitus yang lebih rendah. Orang-orang yang menyikat gigi tiga kali atau lebih dalam sehari memiliki risiko diabetes mellitus tipe 2 yang lebih rendah 8 persen.
Chang mengatakan dia dan timnya belum mengetahui mekanisme jelas di balik hubungan antara kebersihan dan kesehatan gigi dengan risiko diabetes mellitus tipe 2. Akan tetapi, ada beberapa kemungkinan yang dapat menjelaskan hubungan keduanya.
Salah satunya, kebersihan oral yang buruk mungkin berkaitan dengan proses inflamasi kronik. Inflamasi itu akan memengaruhi kesehatan oral dan memicu terjadinya penyakit gusi. Penyakit gusi akan menciptakan ruang di gusi yang dapat menjadi tempat bagi bakteri untuk berkumpul.
Bakteri itu kemudian bisa saja "berjalan-jalan" masuk ke dalam peredaran darah di tubuh dan memicu respon sistem imun. Kondisi itu kemudian dapat menganggu kontrol kadar gula darah.
Terlepas dari beragam kemungkinan yang ada, sulit untuk membuktikan hubungan sebab-akibat antara kesehatan gigi dan diabetes mellitus tipe 2. Alasannya, kesehatan oral yang buruk memiliki banyak kesamaan faktor risiko dengan diabetes mellitus tipe 2.
Ahli Endokrinologi Dr Akankasha Goyal yang tak terlibat dalam studi itu mengatakan tak diketahui secara jelas bagaimana kesehatan gigi yang buruk memengaruhi risiko diabetes mellitus tipe 2. Namun, sudah diketahui dengan pasti bahwa diabetes dapat menyebabkan terjadinya masalah kesehatan gigi.
Bagaimana pun mekanisme di balik hubungan keduanya, menyikat gigi secara rutin merupakan kebiasaan yang penting untuk diterapkan semua orang. Goyal juga menyarankan orang-orang yang menderita diabetes untuk memeriksakan kesehatan gigi setidaknya satu tahun sekali. Namun jauh lebih baik bila kesehatan gigi bisa diperiksakan setiap enam bulan.
"Floss dan sikat gigi setidaknya dua kali sehari," kata Goyal.