Sabtu 27 Jul 2019 10:27 WIB

Diet Mediterania Bantu Cegah Diabetes pada Wanita Hamil

Studi tidak membangun hubungan diet kaya lemak tak jenuh dan komplikasi kehamilan.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Ani Nursalikah
Pola makan ala diet Mediterania mengandung banyak sayur dan buah.
Foto: Pixabay
Pola makan ala diet Mediterania mengandung banyak sayur dan buah.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Menurut sebuah penelitian di Inggris, wanita hamil dapat mengurangi risiko diabetes dengan diet kaya kacang-kacangan, buah-buahan, dan minyak zaitun. Para peneliti dari Queen Mary University di London mempelajari kelompok beragam etnis.

Kelompok tersebut terdiri dari 1.252 wanita hamil di lima unit bersalin Inggris. Seperti yang dilansir dari Malay Mail, Sabtu (27/7), sebagian besar wanita yang dipilih kelebihan berat badan (69 persen) atau menderita tekanan darah tinggi. Para peserta secara acak dibagi menjadi dua kelompok.

Baca Juga

Pada kelompok kontrol, para wanita diberi diet strandar berdasarkan panduan makanan Inggris. Sedangkan kelompok eksperimen diberi diet kaya lemak tak jenuh tunggal dan tak jenuh ganda. Diet itu menyajikan makanan seperti kacang, buah, sayuran, minyak zaitun murni, biji-bijian, kacang-kacangan yang tidak dimurnikan, dan beberapa ikan.

Sebanyak 35 persen wanita yang mengikuti diet mediterania memiliki sedikit risiko diabetes. Hasil penelitian, yang diterbitkan dalam PLOS Medicine, menunjukkan diet mediterania menurunkan 35 persen risiko diabetes selama kehamilan dan kenaikan berat badan rata-rata 1,25 Kg lebih rendah daripada wanita di Amerika.

Namun, penelitian ini tidak membangun hubungan antara diet kaya lemak tak jenuh ganda dan penurunan komplikasi terkait kehamilan, selain diabetes gestasional (sebuah bentuk diabetes yang umumnya terjadi selama trimestes kedua ). Studi ini juga menghadirkan sejumlah batasan.

Hanya 40 persen peserta dari kedua kelompok yang ikut dengan eksperimen sampai akhir. Selain itu, hasilnya didasarkan pada pelaporan peserta sendiri, bukan biomarker yang akan secara ojektif mengukur asupan gizi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement