Jumat 12 Apr 2019 02:11 WIB

Suplemen tak Bisa Gantikan Nutrisi yang Hilang karena Diet

Beberapa suplemen hadir dengan risiko kesehatan.

Rep: Farah Nabila/ Red: Muhammad Hafil
Diet (ilustrasi)
Foto: Allwomenstalk
Diet (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Orang-orang yang tengah menjalani diet harus lebih memperhitungkan kembali nutrisinya yang hilang dan diganti dengan suplemen. Sebab, penelitian terbaru menyatakan, nutrisi yang dikonsumsi melalui suplemen tidak meningkatkan kesehatan dan umur panjang.

Artinya, nutrisi suplemen tak sama efektifnya dengan yang nutrisi yang dikonsumsi melalui makanan. “Semakin banyak bukti yang menunjukkan tidak ada manfaat, jadi kita harus mengikuti rekomendasi diet untuk mencapai penyesuaian nutrisi dari alam, alam, dan alam,” kata rekan penulis studi, Fang Fang Zhang, yang juga seorang profesor epidemiologi di Sekolah Tufts University Friedman School of Nutrition Science and Policy dilansir di Tasnim News Agency, Kamis (12/4).

Baca Juga

Dalam penelitian ini, para peneliti menggunakan data dari sebanyak 30 ribu peserta dewasa yang berasal dari Amerika Serikat, yang berpartisipasi di National Health and Nutrition Examination Survey dari 1999 sampai 2010. Setiap peserta memberikan informasi mengenai penggunaan suplemen mereka dalam sebulan terakhir, tepatnya, lebih dari setengahnya digunakan dalam sebulan terakhir, sesuai dengan kebiasaan makan mereka.

Kemudian, para peneliti menggunakan informasi itu untuk menentukan tingkat peserta peserta. Selama masa tindak lanjut, yang berlangsung sekitar enam tahun, lebih dari 3.600 orang meninggal.

Zhang dan koleganya pada saat memeriksa datanya, mereka menemukan fakta, suplemen diet sangat terkait dengan risiko kematian dini yang rendah. Tetapi setelah disesuaikan untuk faktor-faktor lain seperti pendidikan, status sosial ekonomi, dan demografis, mereka menemukan, semakin tinggi penghasilan seseorang, semakin tinggi pendidikannya, adalah orang-orang yang memiliki kesehatan yang baik dengan mengkonsumsi suplemen. Dengan adanya fakta itu, maka hubungan antara suplemen dan umur panjang pun tak terkait lagi.

Penelitian juga menyebutkan, dengan mengkonsumsi dengan cukup vitamin A, vitamin K, magnesium, seng dan tembaga semuanya sangat berpengaruh terhadap risiko kematian dini yang lebih rendah. Namun, dengan catatan, hal itu terjadi hanya ketika nutrisi tersebut berasal dari makanan.

Pada kenyataannya, beberapa suplemen hadir dengan risiko kesehatan. Orang-orang yang mengkonsumsi dosis tinggi kalsium melalui suplemen, memiliki risiko lebih tinggi sebesar 53 persen menderita kanker, dibanding yang tak mengkonsumsi suplemen. Zhang menuturkan, kelebihan kalsium dari makanan tak mempengaruhi risiko kanker secara signifikan.

Artinya, ada anggapan bahwa kemungkinan tubuh tak bisa mengatasi kelebihan kalsium melalui suplemen sebaik mengatasi kalsium natural dari makanan. Hubungan antara kelebihan kalsium dan kanker juga masih belu jelas dan membutuhkan penelitian lebih lanjut.

Penelitian ini juga menemukan fakta lain, yaitu orang-orang yang mengkonsumsi vitamin D melalui suplemen juga memiliki risiko yang tinggi mengalami kesakitan. Beberapa penelitian lain juga menunjukkan vitamin D suplemen mungkin dapat mengurangi risiko kematian dan penyakit sementara yang lain tidak. 

Zhang mengatakan beberapa populasi dapat mengambil manfaat dari suplemen tertentu, termasuk orang tua yang sering berjuang untuk menyerap nutrisi dari makanan. Dan orang-orang dengan pembatasan diet yang dapat menyebabkan kekurangan Tapi dengan kelimpahan ketidakpastian dan kurangnya bukti untuk suplemen, Zhang mengatakan rata-rata orang harus makan makanan seimbang yang mengandung banyak buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian, daripada beralih ke solusi yang dijual bebas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement