REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Minuman probiotik kerap kita temui dijual bebas di supermarket. Iklannya pun berseliweran setiap hari di televisi. Biasanya iklan probiotik menjanjikan bisa menjaga kesehatan bagi pengonsumsinya.
Namun, sebuah artikel yang dipublikasikan pekan ini di JAMA Internal Medicine mengungkap fakta sebaliknya. Artikel yang ditulis oleh doktor dari The Cambridge Health Alliance Harvard Medical School, Pieter A Cohen, menyebut sejumlah efek samping mengonsumsi probiotik.
Cohen mengawali tulisannya dengan menunjukkan manfaat probiotik. Di antaranya bakteri Saccharomyces boulardii yang terbukti bisa menyembuhkan beberapa tipe diare pada anak-anak serta mengurangi kambuhnya infeksi Clostridium difficile pada orang dewasa.
Meskipun ampuh di kasus-kasus spesifik, Cohen berpendapat turunan probiotik yang digunakan pada makanan dan suplemen belum terbukti menyehatkan. Selain itu tingkat keamanannya bagi tubuh pun belum teruji.
Produsen mengklaim probiotik membantu menjaga kesehatan pernafasan, kardiovaskular, reproduksi, dan psikologi. Akan tetapi, Cohen membantahnya. "Di balik janji-janji iklan, tidak ada uji klinis dalam skala besar yang membuktikan probiotik menawarkan manfaat kesehatan bagi orang yang masih sehat," jelasnya dikutip dari Medical News Today.
"Penggunaan secara luas khususnya di kalangan orang-orang yang sehat, telah melebihi batas sains," imbuhnya.
Ia pun merujuk pada sebuah literatur yang menyebut klaim keampuhan probiotik masih perlu diinvestigasi lebih lanjut. Dengan kata lain, probiotik mungkin memang bermanfaat, namun bukti yang ada tidak selamanya menunjukkan demikian.
Selama bertahun-tahun, sederet kasus muncul akibat konsumsi suplemen probiotik. Risiko konsumsi probiotik termasuk fungemia dan bacteremia, yaitu munculnya jamur atau bakteri di dalam darah.
Individu dengan sistem imun yang rapuh adalah yang paling rentan terkena risiko ini seperti orang yang berusia sangat muda atau sangat tua. Jamur atau bakteri tersebut nantinya bisa menyebabkan infeksi.
Namun risiko itu tak banyak diketahui konsumen karena para produsen produk probiotik secara legal diizinkan menyebut produknya bisa mendukung sistem imun atau memperbaiki kualitas sistem pencernaan. Sayangnya, informasi itu tidak utuh karena tidak dibarengi dengan keterangan efek samping yang bisa ditimbulkan.
Selain kedua efek itu, konsumen probiotik juga berpotensi terancam risiko karena mengonsumsi produk berkualitas rendah dan sudah terkontaminasi. Ini karena tidak semua pabrik probiotik mematuhi aturan keamanan pangan yang sesuai standar.