Kamis 19 Apr 2018 06:29 WIB

Dilarang 40 Tahun, Saudi Akhirnya Luncurkan Bioskop Komersil

Pembukaan bioskop merupakan langkah awal Saudi untuk lebih terbuka dalam hal budaya.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Gita Amanda
Seorang perempuan Arab Saudi berpose di depan bioskop komersil pertama yang dibuka negara tersebut.
Foto: Reuters
Seorang perempuan Arab Saudi berpose di depan bioskop komersil pertama yang dibuka negara tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Arab Saudi akhirnya meluncurkan bioskop komersial pertama mereka pada Rabu (18/4) lalu. Sebelumnya, keberadaan bioskop komersial di Arab Saudi telah dilarang selama hampir 40 tahun.

Peluncuran perdana bioskop Arab Saudi ini dihadiri oleh para tamu undangan. Beberapa yang hadir, di antaranya, adalah pejabat pemerintahan senior, orang asing terkemuka, serta beberapa sosok terpilih di industri hiburan. Dalam peluncuran perdana ini, para tamu undangan bersama-sama menonton film Marvel Black Panther.

Black Panther ditayangkan pada layar bioskop sebesar 45 kaki. Bioskop ini berdiri di hall konser yang telah diubah menjadi bioskop. Ruang bioskop cukup besar dengan kapasitas 450 bangku.

Tiket film Black Panther akan dijual untuk masyarakat umum pada Kamis (19/4). Sementara itu, penayangan perdananya untuk publik akan dilakukan pada Jumat (20/4).

"Orang-orang Saudi sekarang bisa pergi ke bioskop yang cantik dan menonton film sebagaimana ia seharusnya ditonton, yaitu di layar yang besar," kata CEO AMC Entertainment Holdings Adam Aron seperti dilansir Reuters.

Prosesi peluncuran bioskop ini dilakukan oleh Aron dan juga Menteri Informasi dan Budaya Arab Saudi Awwad al-Awwad. Saat seremoni peluncuran berlangsung, para tamu bisa mencium aroma popcorn berbalur mentega yang sangat khas di bioskop.

Kehadiran bioskop komersial di Arab Saudi tak lepas dari peran Pangeran Mahkota Mohammed bin Salman. Ini merupakan langkah awal untuk membawa Arab Saudi menjadi negara dengan budaya yang lebih terbuka sekaligus mendorong keberagaman ekonomi, selain sebagai eksportir minyak.

Selain terkait bioskop, Pangeran Mohammed juga telah melonggarkan beberapa larangan sejak dua tahun lalu. Beberapa di antaranya terkait penyelenggaraan konser publik, izin mengemudi untuk perempuan, hingga pagelaran pertunjukan busana yang dikhususkan untuk penonton perempuan.

Di satu sisi, langkah yang diambil Pangeran Mohammed ini mendapatkan sambutan positif dari sebagian masyarakat. Mereka menyampaikan pujian dan mengunggah foto Pangeran Mohammed melalui media sosial.

Namun, di sisi lain, tindakan Pangeran Mohammed mendapatkan tentangan dari beberapa pihak. Mereka menilai bioskop dan akting tidak sejalan dengan Islam. Untuk itu, keberadaan bioskop di Arab Saudi dinilai dapat membuka kemungkinan perbuatan dosa.

"Ingat Anda akan berdiri di hadapan Tuhan dan Anda akan menanggung dosa mereka yang menonton film," tulis salah satu netizen melalui sosial media Twitter pada hari peluncuran bioskop Arab Saudi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement