Rabu 11 Apr 2018 16:28 WIB

Penasaran dengan Cokelat Tempe dari Kota Malang?

Salah satu variannya adalah cokelat tempe pedas berbumbu balado.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Indira Rezkisari
Cokelat tempe Binqi di Malang City Expo, Stadion Gajayana, Kota Malang, Rabu (11/4).
Foto: Republika/Wilda Fizriyani
Cokelat tempe Binqi di Malang City Expo, Stadion Gajayana, Kota Malang, Rabu (11/4).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Siapa tak tahu cokelat? Makanan manis ini sudah merajalela di pasaran dengan berbagai merek. Peminatnya pun beragam, dari anak kecil sampai dewasa di berbagai daerah bahkan dunia.

Di Kota Malang terdapat satu produk unik dengan menonjolkan cokelat batang pada umumnya. Bedanya, cokelat bermerek Binqi ini mengkombinasikan dengan tempe. Makanan unik ini dapat ditemui di sejumlah toko oleh-oleh besar di Kota Malang, Batu dan Surabaya. Cokelat tempe ini juga dapat dibeli secara dalam jaringan (daring) melalui akun Instagram @chocotempe_binqi.

Indarti pada awalnya bekerja sebagai pegawai di salah satu tempat di Kota Malang sejak 1991. Namun setelah kehamilan anak pertama, dia mulai berhenti kerja hingga beralih ke dunia usaha. Berbagai usaha telah dilakukan, dari menjual baju, buku dan sebagainya.

"Saya bosan, maka itu saya cari kegiatan dengan jualan," kata perempuan yang kini berusia 49 tahun tersebut saat ditemui Republika.co.id, di Malang City Expo 2018 Stadion Gajayana, Kota Malang, Rabu (11/4).

Tepat pada 2010, perempuan yang biasa dipanggil Iin mulai mengelola usaha brownies cookies dengan kombinasi tempe. Kombinasi tempe ini dipilih karena masyarakat di sekitar rumahnya banyak berprofesi sebagai penjual tempe. Bahkan, tempe seringkali menjadi jamuan makanan keluarga setiap harinya.

photo
Cokelat tempe Binqi di Malang City Expo, Stadion Gajayana, Kota Malang, Rabu (11/4).

Tak lama setelah memproduksi brownies tempe, Iin pun mulai memperlebar kemampuannya pada cokelat. Cokelat tempe hadir karena Iin melihat banyak remahan brownies yang terbuang. Setelah mencoba beberapa kali percobaan, Iin akhirnya berhasil menciptakan cokelat tempe yang rasanya pas di mulut masyarakat Indonesia.

"Saya dulu cari di toko bahan makanan untuk menentukan cokelat mana yang sekiranya pas untuk dipadukan dengan tempe. Lalu akhirnya memilih cokelat merek Tulip karena rasanya enak dan tidak menempel di gigi atau mulut," jelas perempuan asli Sidoarjo ini.

Setahun kemudian, cokelat tempe Iin mulai menambah beberapa varian yang terbilang unik. Ketiga varian itu, yakni krispi, chewy (kenyal) dan pedas. Cokelat tempe pedas ini memanfaatkan cabai balado yang dicampur pada tempe sebelum akhirnya dikombinasikan dengan cokelat. "Dan cokelat merek tulip memang paling pas untuk dicampur di varian pedas itu," tegasnya.

Karena terbilang baru di dunia cokelat di awal masa rintis, Iin tak menampik banyak warga yang mempertanyakan rasa produknya ini. Namun karena unik juga banyak pembeli yang penasaran hingga akhirnya menikmati produk tersebut. Terlebih lagi, cokelat tempe yang telah berjalan hampir delapan tahun ini mendapatkan respons positif dari berbagai kalangan.

photo
Cokelat tempe Binqi di Malang City Expo, Stadion Gajayana, Kota Malang, Rabu (11/4).

Dari sejumlah kalangan, pembeli dari usia remaja yang paling banyak menyukai produknya tersebut. Apalagi, dia melanjutkan, cokelat tempe sering dibeli di beberapa momen spesial setiap tahunnya. Momen tersebut jelas mendatangkan keuntungan lebih dibandingkan hari biasa.

Setiap bulan, Iin bersama tiga pegawai biasanya dapat menghasilkan 2.000 sampai 3.000 batang cokelat. Omzet yang biasa mencapai Rp 3 sampai 4 juta dapat meningkat di hari spesial seperti Lebaran dan sebagainya. Di hari spesial tersebut, Iin biasanya berhasil mengumpulkan omzet sekitar Rp 6 juta.

"Dan pembeli kita berasal dari berbagai daerah. Kalau di jualan online, yang paling jauh itu ada yang dari Papua,"jelas perempuan yang menetap di wilayah Sulfat, Kota Malang.

Selain cokelat dan brownie tempe, Iin juga menjual nougat tempe. Bahkan, dia berencana akan memproduksi keripik tempe cokelat di Kota Malang. Keripik jenis ini belum tersedia sama sekali di Kota Malang sehingga dia memberanikan diri untuk menjualnya.

"Dan kenapa saya memilih tempe lagi? Karena saya ingin menjadi spesialis tempe. Saya mau fokus memproduksi yang berkaitan dengan tempe. Jadi kalau ada acara, saya maunya nanti menjual yang berkaitan dengan tempe, es krim tempe misalnya," jelas dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement