Sabtu 24 Mar 2018 12:37 WIB

Bentuk Tubuh Ini Tingkatkan Serangan Jantung pada Perempuan

Rasio pinggang dan pinggul serta lingkar pinggang juga mempengaruhi risiko seseorang.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Winda Destiana Putri
Obesitas/ilustrasi
Obesitas/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Secara umum, obesitas dapat meningkatkan risiko serangan jantung pada laki-laki maupun perempuan. Akan tetapi, risiko ini dapat meningkat lebih tinggi pada perempuan yang memiliki bentuk tubuh tipe apel dibandingkan laki-laki yang memiliki bentuk tubuh serupa.

Hal ini diketahui melalui sebuah studi yang melibatkan data dari hampir 500 ribu orang dewasa berusia 40-69 tahun di Inggris. Para partisipan ini dipantau oleh tim peneliti selama tujuh tahun.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio pinggang dan pinggul serta lingkar pinggang juga mempengaruhi risiko seseorang terhadap serangan jantung. Akan tetapi, kaitan antara rasio pinggang dan pinggul serta ukuran lingkar pinggang terhadap risiko serangan jantung ini lebih kuat terlihat pada perempuan dibandingkan laki-laki.

Temuan ini dinilai memberi titik terang bahwa risiko serangan jantung tak hanya berkaitan dengan pengukuran obesitas yang umum, yaitu massa indeks tubuh (IMT). Distribusi jaringan lemak di dalam tubuh juga turut mempengaruhi risiko seseorang terhadap risiko serangan jantung.

Rasio pinggang dan pinggul dapat menjadi prediktor serangan jantung pada perempuan yang lebih akurat 18 persen dibandingkan IMT. Sedangkan pada laki-laki, penggunaan rasio pinggang dan pinggul untuk memprediksi serangan jantung hanya lebih unggul sekitar enam persen dibandingkan IMT.

"Mengetahui dengan pasti bagai mana pola penyimpanan mempengaruhi risiko-risiko penyakit terkait obesitas dapat memberi wawasan mengenai mekanisme biologis," terang ketua peneliti Sanne Peters seperti dilansir WebMD.

Temuan ini juga dinilai dapat memberi sudut pandang baru terkait intervensi yang berkaitan dengan jenis kelamin unutk mengatasi epidemi obesitas di dunia. Skrining yang lebih intensif pada perempuan dengan tipe tubuh apel yang berisiko terhadap penyakit kardiovaskular dan diabetes misalnya, dapat membantu upaya pencegahan penyakit jantung pada perempuan.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh juru bicara American Heart Association Dr Nieca Goldberg. Goldberg mengatakan ia memiliki data yang menunjukkan bahwa lemak perut merupakan penanda risiko dari penyakit jantung.

Penumpukan lemak pada perut, lanjut Golberg, dinilai berkaitan dengan inflamasi dan resistensi insulin. Kedua hal ini dapat berujung pada penyakit jantung maupun serangan jantung. Risiko pada perempuan juga sangat mungkin lebih tinggi dibandingkan laki-laki mengingat perempuan memiliki persentase lemak tubuh yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki.

Karena itu, perempuan harus lebih waspada ketika penambahan berat badan terjadi di sekitar perut mereka. Jika hal ini terjadi, perempuan harus segera melakukan upaya penurunan berat badan agar ukuran lingkar pinggang sekaligus risiko serangan jantung menurun.

Salah satu upaya yang disarankan Goldberg adalah memangkas asupan gula dari beragam makanan yang kaya akan kandungan gula tersembunyi. Karbohidrat dan alkohol juga termasuk ke dalam jenis asupan yang sebaiknya dibatasi oleh perempuan yang mengalami peningkatan berat badan.

"Dan tingkatkan olahraga aerobik untuk mengembalikan proses (peningkatan risiko serangan jantung) ini," ungkap Goldberg.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement