REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam beberapa tahun terakhir, muncul tren baru dalam menikmati suguhan minuman yang berkembang di kaum urban Jakarta. Suguhan minuman yang unik dengan proses pembuatan yang rumit, atau biasa dikenal Mixology, menjadi preferensi terbaru kaum urban Jakarta saat menghabiskan waktu di restoran. Alasan utamanya agar dapat merasakan cita rasa dan sensasi dari minuman-minuman tersebut.
Secara sederhana, Mixology dapat diartikan sebagai sebuah seni atau ilmu dalam meracik minuman dari berbagai bahan makanan. Peracikan minuman ini pun telah melalui serangkaian uji coba dan pengembangan. Sehingga, nantinya dihasilkan minuman dengan cita rasa baru, unik, dan orisinal. Tren Mixology ini pertama kali muncul di sejumlah restoran di Kota New York pada pertengahan dekade 2000-an dan terus berkembang hingga saat ini.
Menurut Mixologist dari restoran Braxter Smith, Doni Donio, saat ini banyak konsumen yang tertarik untuk memesan minuman-minuman tersebut. ''Biasanya mereka mencari cita rasa yang unik dan rumit dengan penampilan minuman yang cukup cantik yang 'instagram-able'' untuk menemani mereka bersantai,'' ujar Doni saat mengisi kelas Mixology di Braxter Smith, Jalan Senopati, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.
Doni menuturkan, seorang Mixologist dapat menciptakan kreasi baru dalam bentuk suguhan minuman. Inilah yang dapat membedakan antara seorang Mixologist dengan Bartender biasa, yang cenderung membuat minuman dari keterangan atau susunan resep yang telah ada. ''Karena itu tingkatnya bisa dibilang lebih jauh dari bartender,'' tutur Doni.
Tidak hanya itu, lanjut Doni, tren ini telah terjadi di sejumlah restoran di Jepang. Di restoran-restoran tersebut tidak ada pilihan minuman dalam menu mereka. Nantinya, konsumen yang datang ke restoran tersebut akhirnya dapat memilih atau meminta Mixologist untuk membuatkan minuman sesuai pesanan mereka.
Doni mengungkapkan, jika bisa dianalogikan, seorang Mixologist seperti layaknya seorang chef, yang dapat menciptakan kreasi baru dari bahan-bahan yang ada. Selama ini, Doni menyebut, dirinya kerap menggunakan bahan-bahan herbal, seperti jahe ataupun sereh. ''Jadi bahan-bahan tersebut bisa diracik sesuai dengan pesanan dari konsumen,'' kata Doni, yang telah tujuh tahun menjadi Mixologist.
n reja irfa