REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Makanan kebab yang pemilik waralaba-nya (franchise) berasal dari Surabaya, Indonesia, Kebab Turki Babarafi, berkembang pesat di pasar Malaysia.
"Mulai dibawa dari Indonesia tahun 2012. Sekarang kami sudah memiliki 25 cabang di Malaysia," ujar Group Managing Director INKY, Afandi Oh bin Umar Oh di Kuala Lumpur, Senin (15/5).
Afandi mengemukakan hal itu saat ditemui disela-sela mengikuti 24th International Franchise Exhibition & Conference di PWTC Kuala Lumpur. Dia merupakan pemegang waralaba Babarafi di Malaysia.
"Yang terbanyak berada di Klang Valley atau Kuala Lumpur, lainnya ada di Johor Bahru, Kedah dan Perak juga ada. Belum semua negara bagian ada Babarafi," katanya.
Dia mengatakan pihaknya berencana membuka 25 outlet lagi dalam dua tahun mendatang.
"Jadi 50 outlet sebelum 2020. Pada 2019 harus sudah mempunyai 50 outlet. Sekarang kami mau fokus developing menunya seperti hotdog yang dipamerkan," katanya.
Dia bersyukur Babarafi selama lima tahun sudah berkembang baik. "Babarafi di sini lumayan Alhamdulillah sudah lima tahun. Tantangan kami di sini, kami akan mengenalkan Babarafi kepada semua orang bukan hanya kaum pribumi saja," katanya.
Afandi mengatakan pihaknya membuka outlet kebab di rumah sakit, tempat nonton bioskop, mall dan lain-lain.
"Harga paket franchise-nya antara RM 100 ribu hingga RM 130 ribu untuk kios. Tetapi kalau ruko lebih mahal lagi," katanya.
Sementara itu Kebab Turki Babarafi menjadi satu-satunya waralaba asal Indonesia yang tampil pada 24th International Franchise Exhibition & Conference (FIIM) 2017. Pameran waralaba tersebut diikuti 48 peserta dari Malaysia, Singapura, Amerika Serikat, Korea Selatan, Australia, Filipina dan Thailand. Agenda utama dari pameran tersebut adalah pameran peserta lokal dan internasional, konferensi waralaba internasional, franchise business matching dan franchise consult session.