Senin 03 Apr 2017 12:25 WIB

Mencicipi Kuliner Peru Hasil Peleburan Beragam Budaya

Makanan pembuka, salad dari gurita dengan quinoa. Quinoa kini menjadi tren makanan sehat. Masyarakat Peru sudah sejak dulu memakan quinoa.
Foto: dok JW Marriott
Makanan pembuka, salad dari gurita dengan quinoa. Quinoa kini menjadi tren makanan sehat. Masyarakat Peru sudah sejak dulu memakan quinoa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peru mungkin sebatas dikenal oleh publik Tanah Air sebagai tempat reruntuhan paling tersohor di dunia yakni Machu Picchu. Kuliner Peru namun sangat jarang ditemukan di Indonesia, tidak seperti makanan dari negara lain misalnya Meksiko atau Jepang.

Hingga 20 April 2017, Restoran Syailendra di JW Marriott Mega Kuningan Jakarta, menggelar promosi makanan Peru untuk makan malam. Selama itu beragam makanan khas Peru bisa dicicipi. Semuanya diracik langsung oleh chef Eduardo Enrique Montes Traverso yang mengepalai Restoran Mayta. Eduardo memiliki tugas mengembangkan makanan Peru di negara Asia dan Uni Emirat Arab.

Makanan yang dibawa Eduardo diantaranya cholco con queso, vainas salteadas, potato coctel, dan satai dari ayam serta hati sapi. Makanan satai hati sapi merupakan kuliner kaki lima khas Peru. Biasa disantap malam hari dan terbuat dari daging yang direndam bumbu dan cabai bakar.

Eduardo juga menyajikan hidangan khas kaki lima lainnya, yakni ceviche. Yang dibuat menggunakan ikan mentah dan perasan jeruk nipis.

Direktur Commercial Office Peru di Jakarta, Juan Carlos Valdivia, mengatakan kuliner Peru sangat beragam. "Pengaruhnya dari berbagai kebudayaan," katanya.

Yang pertama adalah pengaruh budaya suku Inca. "Dari situ ada pengaruh Spanyol yang menjajah Peru selama 300 tahun. Juga Jepang dan imigran Cina," terangnya.

Jangan heran bila orang Peru menyantap nasi untuk makanan sehari-hari. Juan menyebut kebiasaan itu sebagai pengaruh budaya Jepang dan Cina.

Sedangkan dari budaya Inca orang Peru terbiasa menyantap tumbuhan lokal yang memang disebutnya berasal dari Peru. Misalnya kentang, singkong, jagung, dan cokelat. Kacang bahkan disebutnya menyebar ke dunia dari tanah Peru. Sementara kentang, Juan mengatakan ada 3.000 varietas kentang di Peru.

Peru merupakan negara yang terbagi tiga kawasan. Yakni di pesisir yang kering dan bergurun. Lalu pegunungan Andes dan kawasan timur yang terdiri dari hutan Amazon.

Makanan Peru bisa dinikmati mulai dari Rp 388 ribu per orang di Restoran Syailendra JW Marriott Jakarta. Menu racikan Eduardo tersebut bisa dicoba sejak puku 18.00 hingga 22.00 WIB.

Chef Eduardo Enrique Montes Traverso

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement