REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat Indonesia tentu sudah tidak asing lagi dengan makanan khas Jepang, sushi. Makanan yang menggunakan daging salmon maupun tuna ini tidak hanya terkenal di Indonesia tapi dunia.
Kelezatan sushi memang tidak diragukan lagi di lidah beberapa masyarakat Indonesia. Tapi sayangnya, kelezatan ini tidak selalu diimbangi dari aspek higienis daging ikannya. Menurut Ketua Umum Asosiasi Sushi Chef Indonesia, Toar Christopher, hampir 80 persen para chef spesialis sushi di Jakarta belum memperhatikan aspek ini.
“Kualitas chef indoneisa belum banyak yang menyadari pentingnya higienis saging salmon,” kata Toar. Salah satu contohnya, kata Toar, mereka belum bisa menentukan suhu tepat saat mendinginkan salmon. Penyimpanannya pun terkadang sembarangan sehingga akan memicu hadirnya bakteri pada daging salmon. Seperti diketahui, salmon lebih baik disimpan di lemari es dengan suhu di bawah empat derajat.
Dari alasan tersebut, Toar pun mencoba melatih para chef spesialis sushi melalui seminar Global Sushi Academy. Sebanyak 50 chef yang tergabung dalam asosiasinya akan mendapatkan ilmu penanganan keamanan daging sushi. Mereka memperoleh ilmu tersebut dari ahli sushi langsung dari Jepang, Hirotoshi Ogawa.