REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagai bagian dari kerja sama yang telah terjalin dengan baik antara Negara – Negara ASEAN dan Korea Selatan, tahun ini Kedutaan Besar Korea Selatan di Indonesia kembali mengadakan KOREA ASEAN CINEMA WEEKEND 2016 yang akan memutarkan 11 film dari 11 negara yang berasal dari Korea Selatan dan beberapa negara ASEAN.
Siaran pers Korea ASEAN Cinema Weekend 2016 yang diterima Republika.co.id, Kamis (13/10/2016) mengemukakan, Korea ASEAN Cinema Weekend 2016 diadakan untuk memperkenalkan budaya dari masing – masing negara pada 14 -16 Oktober, di CGV blitz Pacific Place Jakarta. Festival film yang akan digelar selama tiga hari penuh ini dibuka dengan film bergenre drama action asal Korea Selatan, “The Phantom Detective”, yang terinspirasi dari novel Korea berjudul “Tale of Hong Gil - Dong”.
Selama dua hari pada tanggal 15 dan 16 Oktober, KOREA ASEAN CINEMA WEEKEND 2016 akan memutarkan film – film pilihan dari berbagai penjuru negara ASEAN. Dari dalam negeri, film “Kalam Kalam Langit” terpilih untuk diputarkan pada hari kedua. Film bergenre drama religi ini mengisahkan tentang seorang murid pesantren yang tumbuh dalam dinamika kehidupan pondok pesantren dengan beragam karakter penghuninya.
Dari Thailand “The Theacher’s Diary” akan menyuguhkan cerita drama komedi yang mengambil latar belakang perjalanan mantan pegulat menjadi seorang guru. Malaysia akan di wakili oleh film “Redha”, yang akan membawa penonton pada suasana mengharukan dari perjuangan seorang ibu yang memiliki anak Autis atau berkebutuhan khusus.
Hadir pula film “Yen’s Life” dari Vietnam, berkisah tentang aturan pernikahan seorang gadis muda berusia 10 tahun, bernama Yen. “Price Of Love” dari Kamboja bercerita tentang seorang pria yang belum memiliki kekasih namun terpaksa berbohong kepada orang tuanya dengan membayar seorang gadis untuk jadi kekasihnya.
Tak kalah seru, film “7 Letters” dari Singapura hadir dengan tujuh cerita dari tujuh sutradara, yang menggambarkan tentang masalah keluarga, kisah cinta hingga terinspirasi dari cerita rakyat. Film dokumenter panjang yang menelusuri fenomena komikus Filipina yang melanggar aturan kebiasaan komik US, ditampilkan oleh Filipina dalam film “Illustrated By”.
Perbedaan status sosial tidak menghalangi perjuangan cinta sejati sepasang kekasih. Kisah ini dapat di saksikan dalam film “Made With Love” dari Myanmar. Film “Ada Apa Dengan Rina” dari Brunei Darussalam, mengangkat cerita tentang tekanan seorang pria berusia 30 tahun, sudah mapan namun belum memiliki kekasih.
Laos turut memberikan suguhan film menarik yang berjudul “Noy Above It All”. Film ini bercerita tentang ketidaksempurnaan dari kehidupan dua orang pria dan wanita yang sama sama bernama Noy.
Siaran pers itu menyebutkan, film-film tersebut dapat ditonton secara gratis. Penonton hanya perlu mengambil tiket dua jam sebelum pertunjukan.