REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Mi pada hakikatnya tidak hanya dimiliki Asia semata seperti Cina yang dikenal bakminya. Sekitar 2.000 tahun lalu, mi sudah ada di hampir semua bagian dunia, seperti Arab, Italia dan sebagainya.
“Seperti Italia dengan spaghettinya yang sudah lama,” ujar Director of Marketing Communications Ritz-Carlton Mega Kuningan, Adeza Hamzah kepada wartawan di Jakarta, di sela-sela promosi makanan serba mi di Asia Restaurant. Namun untuk negara mana yang menemukannya pertama kali masih menjadi perdebatan sampai saat ini.
Seperti diketahui, pada tahun 2002, para arkeolog telah menemukan bukti bahwa kehadiran mi justru lebih lama dari anggapan sebelumnya. Para arkeolog menemukan peralatan makan di Sungai Kuning, Cina. Di situ, mereka menemukan mi yang sudah memfosil dengan usia sekitar 4.000 tahun.
Meski demikian, teori lain menilai mi justru ditemukan pertama kali di wilayah Timur Tengah. Kemudian penemuan itu diperkenalkan ke Italia oleh bangsa Arab. Selanjutnya, bangsa Italia pun mulai mempopulerkannya ke Eropa hingga seluruh dunia.