REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ubi ungu dengan segudang manfaatnya sangat cocok dijadikan makanan pendamping ASI (MPASI) sejak bayi berusia enam bulan. Pakar gizi menyebutkan, makanan semipadat itu bisa juga dibuat sendiri oleh para ibu di rumah.
"Namun, ibu harus memperhatikan cara pengolahan dan komposisinya," ungkap Guru Besar Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor Ali Khomsan pada konferensi pers peluncuran SUN Ubi Ungu di Jakarta.
Pria 56 tahun itu menyarankan agar ubi ungu diproses dengan cara mengukus kemudian memblendernya. Ali menyebutkan beberapa tingkatan kehalusan MPASI yaitu makanan lumat, makanan lembek, dan makanan keluarga.
Tingkatan tekstur dan hasil akhirnya, kata ia, disesuaikan dengan usia bayi. Makanan lumat yang benar-benar halus diberikan untuk bayi berusia enam sampai sembilan bulan, sementara makanan lembek yang bertekstur lebih kasar sesuai untuk bayi usia sembilan sampai 12 bulan.
Setelah satu tahun, barulah anak diperkenalkan dengan makanan keluarga meski pilihannya masih terbatas. Pada usia tersebut, ujar Ali, makanan yang diberikan sebaiknya tidak terlalu keras, namun tetap mencukupi kebutuhan karbohidrat, protein nabati, dan hewani.
Penulis buku Peranan Pangan dan Gizi untuk Kualitas Hidup itu menyarankan ubi ungu dicampur dengan ASI atau susu bubuk yang merupakan sumber protein. Dari segi rasa, kata Ali, sebaiknya MPASI dibuat netral meski penambahan gula atau garam diperbolehkan asal tidak menonjol.
"Sejak kecil, anak-anak perlu merasakan berbagai rasa untuk menciptakan selera supaya nanti lebih mudah saat sudah kenal makanan keluarga, jadi tidak pilih-pilih," kata peraih gelar doktor di bidang Family and Consumer Sciences Education dari Iowa State University Amerika Serikat itu.
Ikuti Whatsapp Channel Republika