Rabu 28 Sep 2016 09:12 WIB

GunakanTeknik Ini Jika Anak Berbicara Kasar

Rep: Desy Susilawati/ Red: Andi Nur Aminah
Anak marah dan berkata kasar
Foto: givinglifeonline.com
Anak marah dan berkata kasar

REPUBLIKA.CO.ID, Psikolog anak dan keluarga, Anna Surti Ariani mengatakan sebaiknya orang tua bebaskan anak bermain dengan siapa saja. Jangan dibatasi tidak boleh main dengan si A, si B dan lainnya. Hal ini bagus untuk perkembangan sosial dan emosional anak. Sehingga anak menjadi merasa bisa bermain dengan siapa saja.

Namun yang menjadi kekhawatiran orang tua adalah saat di antara teman-teman anak, ada yang sering berbicara kasar. Misalnya mengucapkan kata-kata kotor, kata-kata untuk memaki dan lainnya. Jadi sebaiknya bagaimana sikap orang tua jika anak sudah tertular berbicara kasar?

“Teman-teman anak ada yang ngomong kasar. Anak tidak boleh berteman, kasihan. Masa dari kecil sudah ajarkan pilih-pilih teman,” ujarnya kepada wartawan dalam peluncuran kampenye terbaru SGM Eksplore, di Jakarta, Selasa (27/9).

Kata kasar atau tidak, dia mengatakan tergantung konteksnya, juga budayanya kepada siapa kita bicara. Kalau bahasa Betawi dalam bahasa Indonesia terkesan kasar, tapi di budaya Betawi memang berbicaranya seperti itu. Namun dia menegaskan memang ada batasannya, tidak boleh berbicara seperti itu kepada nenek. "Namun ketika orang dewasa berbicara gue elo ke temannya, boleh saja," katanya.

Nina pun pernah merasakan hal demikian. Suaminya misalnya, pernah berkata kasar dalam konteks bercanda dengan temannya sesama bapak-bapak dan tercetuslah kata 'monyet lo. Pada saat itu anaknya mendengar.

Nah kalau sudah begini yang kita harus terangkan adalah kata-kata tertentu ada yang pas buat konteks teman, tapi tidak untuk konteks lain. Tapi yang bisa menilai hal seperti ini anak yang sudah mulai besar,” tambahnya.

Lalu bagaimana jika hal ini terjadi pada anak yang masih kecil dan dia berkata kasar? Nina mengatakan, sebagai orang tua, harus bisa mengarahkan anak untuk mengucapkan kata-kata sopan.

Jika anak sudah terlanjut berkata kasar, gunakan trik pengabaikan. Caranya ketika anak berbicara kasar. Misalnya kata kelinci itu kasar. Maka ketika anak berbicara kelinci, sebaiknya orang tua pasang tampang cool saja. Seakan-akan tidak ada sesuatu yang lewat. Santai saja, pura-pura tidak dengar. “Kamu ngomong apa kak? Misalnya dia teriakkan kata kelinci. Apa kak? Ibu tidak dengar?,” ujarnya mencontohkan.

Kemudian ketika dia mengatakan kata lain. Misalnya kata tikus adalah kata baik, maka segeralah memberi respons. “Oh kakak bilang tikus.? Bilang dong dari tadi, bunda enggak dengar,” ujarnya kembali mencontohkan.

Nina mengatakan, sebaiknya yang diberikan tanggapan pada kata-kata positif anak. Kalau yang kasar atau tidak baik, abaikan saja. “Bukannya diomelin tapi diabaikan. Kalau diomelin kita berikan perhatian negatif. Padahal anak justru suka perhatian negatif. Kalau diancam, dia akan berbicara kelinci terus. Begitu ngomong baik, kita tanggapi,” sarannya.

Menurutnya ini merupakan bagian pendidikan sopan santun. Karena itu harus diajarkan kemampuan sosialisasi yang baik.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement