Jumat 17 Apr 2015 15:18 WIB

Perhatikan Ini Jika Anak Mudah Berkata Kasar

Orang tua perlu khawatir saat anaknya secara berulang-ulang kerap berkata kasar atau menghina orang lain.
Foto: everydayfamily
Orang tua perlu khawatir saat anaknya secara berulang-ulang kerap berkata kasar atau menghina orang lain.

REPUBLIKA.CO.ID, Perkataan verbal kasar seperti “Kuharap aku punya ibu lain!” bisa membuat Anda bertanya-tanya mengapa anak Anda bisa bersikap sangat kejam. Membentak orang tua hanya salah satu contoh anak yang kasar.  Anda bergidik saat tidak sengaja mendengarnya berkata, “Kamu tolol!” kepada temannya.

Apa yang mereka pikirkan?

Dikutip dari www.parentsindonesia.com, saat balita melontarkan kata-kata kejam, tidak ada maksud yang benar-benar kejam. Mereka hanya mengeluarkan perasaannya. “Anak-anak kecil belum punya filter sosial atau kontrol impuls,” Dr. LaRocque berujar. Jadi jika putri Anda berkata, “Pulang sana!” ke pengasuhnya, ini bisa berarti dia tidak ingin Anda meninggalkannya.

Jika komentar kasarnya ditujukan kepada temannya, mungkin dia lelah bertengkar tentang siapa yang mendapat giliran jaga atau bersembunyi. Atau mungkin hanya lelah saja, titik. Intinya, Mungkin dia tidak mencoba untuk tidak bersikap menyakiti.

Begitu anak berusia 5-6 tahun, dia memiliki pemahaman lebih baik tentang apa yang dikatakannya. Jadi mengapa si malaikat kecil Anda berteriak, “Diam!” di depan Anda? Anak-anak juga emosi seperti kita saat mereka marah, kata kata Michelle Maidenberg, PhD, psikoterapis di New York.

Namun sementara umumnya orang dewasa menahan diri untuk berkata kasar karena hal tersebut kontraproduktif atau menyakiti, “Anak-anak tidak memahami bahwa jika mereka mengekspresikan dirinya dalam cara yang lebih bisa diterima secara sosial, mereka akan lebih didengarkan,” ujarnya.

Cara menghadapinya, jelaskan kepada anak Anda bahwa saat dia berkata “Sepatumu jelek!” atau “Aku tidak mau bermain denganmu,” bisa menyakiti perasaan seseorang. “Katakan kepadanya dia bisa berkata ‘Ma, aku mau ngomong’ kemudian bicara berdua saja tentang apa yang terjadi, tapi dia tidak boleh melontarkan komentar kejam di depan orang lain,” kata Dr. LaRocque.

Jika anak Anda berusia di atas 5 tahun, mintalah dia berpikir jika dia ada di posisi orang tersebut dengan bertanya apa yang dirasakannya jika ada teman yang berkata seperti itu kepadanya.

Anda harus khawatir jika anak terus menerus membuat pernyataan mengerikan (”Kuharap kamu mati!”) yang ditujukan kepada orang lain. “Mungkin terjadi sesuatu yang membuatnya bicara dengan agresif,” kata Dr. Maidenberg; penting untuk mencari tahu hal tersebut. Kepada siapa omongan tersebut ditujukan bisa menjadi petunjuk; misalnya, menyerang sosok berwenang bisa berarti anak memiliki kemarahan kepada orang dewasa yang memerlakukannya dengan salah dalam hidupnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement