Jumat 23 Sep 2016 13:57 WIB

Menyanyi dan Menari Cara Bermain Pintar untuk Anak

Rep: Dwina Agustin/ Red: Indira Rezkisari
Anak belajar menari.
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Anak belajar menari.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Menyanyi dan menari terkesan sebagai permainan yang sederhana padahal justru banyak manfaatnya. Banyak momen yang bisa diajarkan dari kegiatan tersebut, termasuk mengolah kosentrasi dan emosi.

Menyanyi dan menari memiliki kualitas yang sama dengan belajar bagi anak-anak. Permainan santai yang menyenangkan juga memiliki efek yang baik bagi perkembangan bahasa dan motorik anak agar cepat tanggap.

Psikolog anak Roslina Verauli, M.Psi, Psi menjelaskan, dengan menyanyi mengajarkan anak untuk belajar ketukan irama. Irama ini yang nantinya dapat dikembangkan sebagai keahlian dari seorang anak.

"Orang dewasa yang tahu iramanya gerak tubuh seseorang bisa jadi psikolog, yang tahu iramanya saham jadi konsultan," ujar Vera.

Anak pun dengan bernyanyi belajar kosakata baru yang bisa ditiru di kemudian hari. Kontruksi berbahasa pun akan terbangun baik.

"Jangan salah dengan menyanyi pun anak belajar kompetensi dalam segi emosi yang berhubungan sosial," ujar Vera.

Vera mencontohkan lagu "Balonku" yang menunjukkan ekspresi kekecewaan dengan menggunakan istilah "hatiku sangat kacau". Melalui lagu itu anak menidentifikasi emosi yang bermacam-macam sebab pasti ada konteks yang dimaksud dalam sebuah lagu.

Sedangkan tarian, dengan kegiatan melibatkan fisik sudah tentu akan merangsang sensor motorik anak. Dengan gerakan-gerakan yang mengekspresikan dari apa yang didengar, anak bisa belajar cepat tanggap.

Saat bergerak, otot anak akan terstruktur juga terkoordinasi. Hal tersebut akan membuat rangsangan pada saraf sehingga bisa membuat anak juga lebih konsentrasi.

Setiap anak perlu tumbuh dan berkembang. Tumbuh dalam arti naik di berat dan tinggi badan, sedangkan berkembang berkenaan dengan aspek kognitif dan aktivitas fisik.

Pertumbuhan, menurut doktor spesialis gizi klinik dr. Diana Sunardi, MGizi,  perlu dicek selama sebulan sekali. Orang tua perlu melihat pertumbuhan anak yang berjalan ke depan.

Sedangkan perkembangan justru harus dilihat setiap waktu, minimal setiap minggu. Sebab aktivitas fisik dan kognitif anak akan sangat terlihat dalam keseharian.

"Pertumbuhan dan perkembangan memang pengaruh gen tapi lingkungan dan nutrisi juga," ujar dokter dari Departemen Ilmu Gizi FKUI- RSCM.

Nutrisi yang terdiri dari pemenuhan kebutuhan gizi yang seimbang perlu diterapkan. Sebab makanan bernutrisi tidak hanya sekadar berdampak jangka pendek untuk pertumbuhan tapi pada kesehatan jangka panjang.

Aktifitas fisik pun menjadi pelengkap dalam mengiring nutrisi yang baik. Kegiatan yang menyenangkan seperti menari bisa menjadi alternatif yang baik bagi anak-anak di usia masa bermain yaitu antara dua hingga lima tahun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement