Ahad 16 Oct 2022 12:49 WIB

Psikolog: Stimulasi Anak dengan Bermain di Luar Sangat Penting

Lewat bermain dengan lepas anak akan terhindari dari stres dan depresi.

Anak-anak bermain bola di lapangan mini Kampung Susun Bayam, Tanjung Priok, Jakarta.
Foto: ANTARA/Indrianto Eko Suwarso
Anak-anak bermain bola di lapangan mini Kampung Susun Bayam, Tanjung Priok, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Psikolog Anak, Rose Mini Agoes Salim, mengatakan stimulasi anak dengan bermain di luar ruangan sangat baik dan penting bagi perkembangannya. Di luar ruangan anak bisa mengeksplorasi lebih bebas.

"Kalau di luar akan menjadi lebih leluasa dia bermain, dan stimulasi bermain di alam itu sangat baik dan penting," ucapnya, dalam pesan singkat yang diterima, Ahad (16/10/2022).

Baca Juga

Ketika bermain di luar, anak akan lebih leluasa berlari dan tidak ada batasan ruang. Anak akan mengetahui tentang tanah, binatang dan tumbuhan jika bersentuhan dengan alam, yang nantinya menjadi informasi atau wawasan baginya secara konkret.

Selain itu, bermain bola, bermain petak umpet dan bercocok tanam juga bisa dilakukan orang tua untuk menstimulasi anak saat bermain di luar agar sifatnya yang potensial bisa teraktualisasi. "Aturan main petak umpet tidak boleh mengintip itu sangat dapat menstimulasi anak. Kemudian, bercocok tanam, memperhatikan cara jalan binatang itu semua stimulasi yang bisa dilakukan sambil bermain," ucapnya.

Magister Psikolog dari Universitas Indonesia (UI) itu mengatakan jika anak betul-betul bermain, tidak ada beban dan bermain dengan suka hati, anak tidak akan stres dan depresi. "Bermain adalah kegiatan yang dilakukan oleh anak dengan sangat suka hati dan tanpa beban. Makanya, bila bermain dilakukan dengan beban seperti tugas, anak itu tidak lagi bermain," ucap Rose.

Ia mengatakan jika anak memilih mainannya sendiri dan tidak ada tuntutan, akan menyehatkan mentalnya. Tuntutan yang biasanya diberikan dengan harapan agar anak menjadi lebih baik, justru akan membuatnya tidak nyaman.

"Pada waktu anak tidak nyaman dengan situasi tersebut, mungkin saja dia jadi tidak sehat secara mental. Oleh karena itu, biarkan anak jadi dirinya sendiri, itu akan jauh lebih baik," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement