Jumat 27 Jan 2023 07:32 WIB

Lato-Lato Bisa Gantikan Gawai? Ini Efek Positif dan Negatifnya

Lato-lato memang bisa mendistrasi anak dari bermain gawai.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Indira Rezkisari
Sejumlah anak memainkan lato-lato di Kelurahan, Maliaro, Kota Ternate, Maluku Utara, Sabtu (14/1/2023). Dinas Pendidikan Kota Ternate meminta kepada pihak sekolah dan orang tua siswa untuk jenjang pendidikan SD dan SMP se-Kota Ternate untuk melarang para siswa membawa permainan lato-lato yang sedang tren itu ke sekolah karena akan mengganggu kegiatan belajar mengajar yang dinilai  berbahaya sehingga mengantisipasi kecelakaan bagi anak di daerah itu. ANTARA FOTO/Andri Saputra/foc.
Foto: ANTARA FOTO/Andri Saputra
Sejumlah anak memainkan lato-lato di Kelurahan, Maliaro, Kota Ternate, Maluku Utara, Sabtu (14/1/2023). Dinas Pendidikan Kota Ternate meminta kepada pihak sekolah dan orang tua siswa untuk jenjang pendidikan SD dan SMP se-Kota Ternate untuk melarang para siswa membawa permainan lato-lato yang sedang tren itu ke sekolah karena akan mengganggu kegiatan belajar mengajar yang dinilai berbahaya sehingga mengantisipasi kecelakaan bagi anak di daerah itu. ANTARA FOTO/Andri Saputra/foc.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Dokter spesialis anak, Eny Febrianti, mengatakan bahwa mainan seperti pisau bermata dua memiliki efek negatif dan positif. Pun demikian dengan mainan lato-lato yang sangat diminati anak-anak saat ini.

Hampir setiap waktu, kita bisa mendengar lato-lato. Rupanya, lato-lato memiliki efek positif dan negatif untuk anak.

Baca Juga

“Ada efek positif dan negatif bermain lato-lato,” kata Eny dalam webinar “Plus Minus Latto Latto Bagi Mental dan Otak Anak” disimak di Jakarta, Kamis (26/1/2023).

Efek positif dari mainan yang pernah populer pada 1960-1970-an itu, pertama, melatih motorik halus, ketangkasan, dan konsentrasi anak. Kedua, membutuhkan keterampilan dan keahlian khusus.

 

Ketiga, mainan yang disebut clackers ball itu dapat mendistraksi anak dari gawai. Sementara itu, efek negatif dari lato-lato, misalnya dapat membahayakan anak dan orang lain, malas melakukan kegiatan permainan fisik lainnya, dan polusi udara.

Dokter di Instalasi Kesehatan Jiwa Anak dan Remaja RSJ Dr Soeharto Heerdjan Grogol, Isa Multazam Noor, menjelaskan lato-lato adalah salah satu mainan ketangkasan dengan menggunakan tangan. Namun, Isa mengatakan ada hal-hal yang menjadi minus dari lato-lato.

Pertama, suara yang ditimbulkan dapat mengganggu konsentrasi belajar siswa jika dimainkan di sekolah. Kedua, faktor keselamatan jika dimainkan tidak sesuai aturan cara memainkannya.

Ketiga, lato-lato diperuntukkan bagi anak kelas 9 sampai 12 di Amerika Serikat atau setara usia SMP hingga SMA di Indonesia. Ada unsur keselamatan dan kepatuhan aturan main.

Keempat, jika talinya putus, bola dapat terlempat ke kerumunan anak. Kelima, lato-lato dapat menimbulkan cedera pada anak, misalnya wajah, jari, dan tangan.

“Lato-lato idealnya yang ada cakramnya (bukan tali saja), cukup aman, karena ada pegangannya. Setiap mainan ada unsur membahayakan atau tidak bahaya, makanya orang tua harus meminimalisasi,” ujar Isa.

Isa mengatakan, lato-lato mengeluarkan suara yang memekakkan telinga saat dimainkan. Meski demikian, lato-lato mendorong rasa yang menyenangkan, dan membuat ketagihan dan penasaran. Anak-anak harus hati-hati memainkan lato-lato agar tidak terkena bagian tubuh tertentu. Di Amerika Serikat, lato-lato digolongkan mainan dengan bahaya mekanis.

Sementara itu, Isa menjabarkan sisi positif mainan lato-lato, pertama, media belajar selingan agar proses belajar mengajar tidak monoton. Kedua, gerakan dalam permainan lato-lato disinyalir juga menjadi pemicu untuk menstimulasi fungsi motorik anak. Ketiga, saat bermain lato-lato, pemain harus menggerakkan tangannya dengan seimbang agar menghasilkan permainan yang baik.

Keempat, saat gerakan ini berlangsung, setidaknya terjadi fokus koordinasi antara kognitif dan motorik anak yang berdampak baik terhadap percapaian perkembangannya. Kelima, gerakan secara langsung bermanfaat untuk sistem syaraf yang bermuara pada pembelajaran.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement