REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu tantangan terbesar bagi orang tua modern mengenai tumbuh kembang anak adalah penggunaan gawai atau gadget sejak dini. Ketertarikan pada gawai bagi anak-anak tidak bisa dihindari di era modern saat ini. Tetapi pemanfaatannya dinilai perlu syarat dan batasan.
Menurut Anna Surti Ariani, Psikolog Anak & Keluarga tetap perlu ada aktivitas yang bersifat non-gawai. Untuk menyiasatinya, orang tua harus mengontrol batas waktu gawai oleh anak dan juga perhatikan konten yang disesuaikan usia.
"Contoh kita pasang musik, mengajak anak memotret untuk mengajari supaya objek bagus difoto, itu salah satu penggunaan gawai yang masih interaktif, bisa diterima. Tapi supaya tidak berlebihan, awasi tentang durasi dan kontennya," kata Anna di Jakarta.
Orang tua perlu punya batasan jelas, misalnya membolehkan anak bermain gawai dua jam sehari. Saat membiarkan anak bermain gawai, orang tua harus betul-betul paham kontennya, apakah sesuai dengan usia anak atau tidak.
Jangan sampai anak usia dua tahun, misalnya, menonton tayangan untuk 12 tahun ke atas yang jauh dengan daya tangkapannya. Memori-memori zaman dulu juga penting diperkenalkan pada anak. Tetap penting mengajarkan bahasa-bahasa daerah, permaianan-permainan tradisional, dan usahakan pemakaian gawainya seminimal mungkin.
"Kalaupun menggunakan gawai ya itu tadi, sebisa mungkin yang interaktif," katanya.
Yang penting soal gawai ada batasan. Contohnya, orang tua bisa memberikan gawai dengan syarat jika sudah bermain secara fisik bersama-sama dengan anak atau melatih beberapa aspek tumbuh kembang anak. Sementara pada anak dengan level kecanduan gawai, misalnya sebaiknya memang coba ditangani oleh pihak ketiga yang profesional.
"Tapi selagi belum kecanduan, bisa disiasati dengan tadi, ajak main bareng dulu. Alihkan perhatian dengan hal-hal lebih interaktif," ujarnya.