Ahad 11 Sep 2016 13:43 WIB

Mengapa Ya, Oleh-Oleh Umumnya Berasa Manis?

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Kue lapis, oleh-oleh khas Surabaya.
Foto: Republika/Yasin Habibi
Kue lapis, oleh-oleh khas Surabaya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Siapa yang tak kenal brownis kukus dan pisang bolen dari Bandung. Rasanya manis dan lezat. Sama halnya dengan bika ambon dari Medan rasanya sama, juga manis. Belum lagi lapis Surabaya yang rasanya juga manis.

President of Indonesia Pastry Alliance, Chef Rahmat Kusnedi mengungkapkan sebagian besar oleh-oleh rasanya memang manis. Ini bukan semata-mata untuk memenuhi para pecinta kuliner yang suka manis. Tapi ternyata ada alasan lain di balik itu. Apakah itu?

Menurutnya kebanyakan oleh-oleh rasanya manis dibanding asin karena tujuannya untuk dibawa pulang. Kalau rasanya asin maka dalam satu hari saja sudah basi satu misalnya oleh-oleh asin isi daging. Dan tentu saja ini sulit dijadikan oleh-oleh.

Oleh-oleh yang rasanya manis ini mengandung gula. Dan gula ini mampu menahan atau memiliki daya tahan berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan seperti kue kering yang umurnya panjang jika belum dibuka.

"Untuk oleh-oleh manis basah bisa bertahan hanya tiga sampai enam hari. Sedangkan yang kering lebih lama daya tahannya," jelasnya dalam Peluncuran Kompetisi Blue Band Master Oleh-oleh di Jakarta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement