REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Restoran Indonesien 1953 yang berada di kawasan Dharmawangsa, Jakarta Selatan, mencoba menghadirkan masakan Indonesia dengan cara yang berbeda. Executive Chef Restoran Indonesien 1953, Satyo Ardianto, berujar restoran bergaya modern ini memperkenalkan makanan Indonesia yang sudah familiar namun disajikan dengan sajian yang lebih premium agar lebih elegan.
Satyo menyebutkan Restoran Indonesien 1953 menonjolkan masakan-masakan asli Indonesia seperti nasi goreng yang menjadi salah satu menu andalan. Namun, yang membedakan dari nasi goreng pada umumnya yaitu nasi goreng nadalan Restoran Indonesien 1953 menggunakan kombinasi bahan yang tidak biasa.
Umumnya nasi goreng disajikan dengan campuran yang sederhana seperti komponen ayam, hidangan laut ataupun petai. "Kami menyajikan nasi goreng yang dicampur dengan iga domba, dan adapula dengan potongan daging wagyu," kata Satyo saat ditemui Republika.co.id belum lama ini.
Diakui Satyo, daging wagyu saat ini sedang menjadi primadona di Indonesia. Wagyu di Indonesia sedang digandrungi sebagai panganan steak, tapi restoran ini mencoba menyajikannya dengan makanan Indonesia yang sangat laku dan terkenal yaitu nasi goreng.
Selain nasi goreng, ayam kencur kecombrang juga menjadi salah satu menu andalan di retoran ini. Ayam kencur kecombrang merupakan sajian ayam tanpa tulang yang dibakar yang disandingkan dengan perpaduan sambal matah dengan bunga kecombrang.
"Ini modifikasi saja tapi ternyata menu ini juga animonya cukup baik," kata Satyo.
Menu masakan Indonesia lainnya yang tersedia di restoran ini adalah asam iga, rawon iga, dan ikan kare yang disajikan dengan ketan bakar. Untuk menu pencuci mulut, restoran Indonesien 1953 juga menghadirkan Ledre yaitu lumpia pisang yang disajikan dengan es krim durian.