REPUBLIKA.CO.ID, Psikolog Anak dan Keluarga, Anna Surti Ariani mengatakan makan bisa melatih konsentrasi anak. Namun syaratnya anak tidak boleh makan sambil melakukan hal lain, seperti bermain gim, nonton televisi, sambil jalan-jalan atau lainnya.
Nah, ketika anak sudah mulai hilang konsentrasi dari makanannya, orang tua bisa melakukan hal ini. Menurutnya, pada saat makan anak memang sering kali tidak konsentrasi. Dia mengatakan semakin kecil usia anak, maka rentang konsentrasinya semakin kecil.
Tapi jangan khawatir, orang tua bisa menarik kembali perhatian anak pada makanan. “Caranya bisa dengan mengatakan, eh ini brokolinya ada berapa kembangnya, ada berapa potong brokoli. Coba ada warna apa saja ini yang ada di piring kamu,” ujarnya mencontohkan percakapan ibu dan anak.
Contoh lainnya saat anak makan sop yang isi sayurannya variatif. Katakan pada anak, “Coba kamu sendok makanan kamu, lihat apa saja isinya, lalu makan. Nah ketika kamu sudah telan, coba rasanya seperti apa. Coba temukan kentang, wortel di dalam mulut kamu,” ujarnya mencontohkan.
Perempuan yang akrab disapa Nina ini mengatakan selain menarik kembali perhatian anak pada makanan, hal ini juga bisa menstimulasi anak. Ini akan membuat anak bermikir mana kentang dan wortel. Nina mengatakan proses makan ini akan membuat anak berkonsentarasi.
Lantas, bagaimana kalau lagi makan tiba-tiba anak ingin jalan-jalan? Tentu konsentrasinya akan pecah. Nina pun menyarankan tidak apa jalan dulu sebentar. Tapi yang jalan anaknya, bukan makanannya.
Menurugt dia, makanan tetap dibiarkan di meja makan. Setelah jalan, bawa kembali anak ke meja makan. “Maksimal lima kali jalan. Lama-lama dikurangi jalannya, akhirnya sama sekali tidak boleh jalan selama makanan belum habis,” ujarnya.
Proses membiasakan anak makan tidak sambil jalan-jalan ini, Nina mengatakan memang membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Bisa berminggu bahkan berbulan-bulan, namun tergantung anaknya.