Rabu 05 Jun 2024 00:18 WIB

Ini Hal yang tak Boleh Dilakukan Orang Tua Saat Beri Makan Anak

Orang tua sebiknya tidak menampilkan distraksi gadget ketika memberi makan anak.

Orang tua menyuapi makan anak (ilustrasi). Ada beberapa kebiasaan yang sebaiknya tidak dilakukan orang tua ketika memberi makan anak.
Foto: Mgrol100
Orang tua menyuapi makan anak (ilustrasi). Ada beberapa kebiasaan yang sebaiknya tidak dilakukan orang tua ketika memberi makan anak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada beberapa kebiasaan yang sebaiknya tidak dilakukan orang tua ketika memberi makan anak. Salah satunya, orang tua disarankan tidak menampilkan distraksi perangkat elektronik saat memberi makan anak. 

Dokter anak Subspesialis Nutrisi dan Penyakit Metabolik Anak dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Winra Pratita mengatakan, lingkungan dan prosedur menjadi aturan makan yang harus diterapkan.

Baca Juga

"Lingkungan makan harus menyenangkan, jangan ada paksaan dan distraksi seperti mainan, televisi, perangkat elektronik saat makan, dan jangan memberikan makanan sebagai hadiah," kata Winra dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa (4/6/2024).

Hal tersebut disampaikan Winra saat menghadiri Kelas Orang Tua Hebat (Kerabat) seri kelima yang diselenggarakan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Selain itu, ia juga menyampaikan pentingnya mengatur jadwal makan, dan sebaiknya waktu makan anak tidak boleh lebih dari 30 menit.

"Ada jadwal makanan utama dan makanan selingan yang teratur. Susu dapat diberikan dua sampai tiga kali sehari untuk anak di atas satu tahun, maksimal 600 ml per-hari. Durasi makan tidak boleh lebih dari 30 menit, dan hanya boleh mengonsumsi air putih di antara waktu makan," ucapnya.

Ia juga menegaskan agar orang tua atau pengasuh anak tidak membujuk atau memaksa anak kembali makan, apabila sudah lebih dari 10-15 menit berhenti makan. "Dorong anak untuk makan. Jika anak tidak mau, berikan kembali makanan secara netral tanpa membujuk dan memaksa, dan jika setelah 10-15 menit anak tetap tidak mau makan, akhiri proses makan," ujar dia.

Winra juga mengingatkan bahwa 80 persen perkembangan otak anak terjadi pada dua tahun pertama kehidupannya. "Nutrisi dalam 1.000 hari pertama kehidupan penting dalam perkembangan otak anak, baik kognitif, motorik, maupun kemampuan sosio-emosional pada masa anak-anak dan selanjutnya pada masa remaja," ujarnya.

Ia juga menekankan bahwa kekurangan nutrisi bisa berdampak jangka panjang di kehidupan anak saat dewasa. "Kekurangan nutrisi pada masa anak-anak berhubungan dengan gangguan kognitif dan tingkah laku pada masa anak-anak dan remaja, serta berpengaruh pada produktivitas masa dewasa, termasuk masa sekolah yang pendek dan pendapatan yang rendah," ujarnya.

Winra juga mengatakan pentingnya anak mengonsumsi protein hewani setiap hari atau sesering mungkin untuk mencegah stunting. "Berdasarkan penelitian, konsumsi protein hewani, salah satunya ikan, ternyata angka skor tinggi badannya itu lebih tinggi dibandingkan dengan anak-anak yang tidak mengkonsumsi ikan apapun. Contohnya ikan kembung, tidak perlu ikan mahal," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement