REPUBLIKA.CO.ID, Tes National Assessment Program – Literacy and Numeracy (NAPLAN) yang dilakukan pada siswa sekolah di Australia menunjukkan hasil yang mengkhawatirkan. Para siswa dari berbagai tingkatan sekolah diketahui mengalami kesulitan untuk menulis dengan pensil akibat terlalu banyak menggunakan layar sentuh dan juga keyboard komputer.
Dari seluruh wilayah Australia, tes NAPLAN menunjukkan bahwa anak-anak dari daerah Queensland mendapatkan hasil rata-rata terendah kedua untuk siswa di tahun ketiga, kelima, ketujuh dan kesembilan. Sedangkan hasil tes nasional menunjukkan adanya penurunan hasil tes menulis pada siswa tahun ketujuh dan kesembilan.
Terapis okupasi pediatri, Katrina Davies, menilai salah satu alasan penurunan hasil tes menulis karena anak-anak saat ini tidak memiliki kekuatan dan keterampilan motorik yang baik untuk memegang pensil dengan benar. Sebagian besar anak-anak di Australia masih memegang pensil mereka dengan cara menggenggam penuh seperti memegang pisau.
"Mereka tidak menggunakan jari mereka," ujar Davies seperti dilansir ABC Australia.
Posisi memegang pensil dengan cara menggenggam penuh ini, lanjut Davies, masih dapat ditolerir jika anak-anak baru berusia 18 bulan ke bawah. Akan tetapi, anak-anak yang mulai masuk sekolah seharusnya sudah mengubah cara memegang pensil mereka menjadi genggaman tripod yang umum digunakan orang saat menulis dengan pensil.
(baca: Waspada Lemak Hati di Anak Picu Diebetes)
"Saat berumur lima tahun, anak-anak seharusnya sudah menggunakan genggaman tripod dinamik," tambah Davies.
Davies juga menuturkan bahwa penggunaan layar sentuh yang terlalu sering dapat membuat jari dominan pada anak dan orang dewasa berubah. Hal ini juga yang dinilai sebagai salah satu penyebab anak-anak mengalami kesulitan dalam menulis dengan pensil.
Menurut para terapis, genggaman tripod, atau dikenal sebagai genggaman pensil, merupakan cara yang benar bagi anak-anak untuk memegang pensil. Genggaman tripod ini menggunakan jari telunjuk dan jari tengah untuk memegang pensil dengan ibu jari sebagai penyokongnya. Sedangkan jari manis dan jari kelingking dapat terselip di bagian bawah genggaman pensil.
Dari hasil tersebut, Davies mengatakan banyak kepala sekolah yang meminta bantuan terapis untuk membimbing anak-anak agar dapat menulis lebih baik. Sayangnya, Davies melihat upaya sekolah untuk menggunakan teknologi dalam proses pembelajaran menjadi sebuah kontradiksi.
Davies menyarankan agar para guru lebih baik berfokus pada keterampilan dasar terlebih dahulu sebelum memasukkan teknologi dalam proses belajar. Karena, lanjut Davies, pada dasarnya gaya memegang pensil yang benar merupakan gerak alami yang tidak perlu diajarkan secara khusus.
"Jelas, teknologi merupakan bagian dari masyarakat kita, dan juga bagian dari apa yang perlu kita lakukan, tapi ketika anak-anak mulai menggunakan gawai dalam usia sangat muda, teknologi tersebut akan mengubah keterampilan sosial dan motorik mereka," jelas Davies.
Davies mengingatkan orang tua dan juga guru bahwa penggunaan gawai yang terlalu sering dan kurangnya anak-anak bermain di luar ruangan dapat berakibat buruk. Kondisi ini, lanjut Davies, tak hanya menyebabkan anak kesulitan menulis dengan pensil tetapi juga menyebabkan tahap perkembangan anak tertahan.
"Bermain adalah cara anak belajar," pesan Davies.