Kamis 04 Aug 2016 14:36 WIB

Lika-liku Restorasi Film Tiga Dara

Konferensi pers restorasi film klasik Tiga Dara dari format seluloid ke digital.
Foto:
Film Tiga Dara

Namun, perjuangan masih belum selesai. Masih ada restorasi digital di mana setiap kerusakan pada frame harus diperbaiki. Ada sekitar 150 ribu frame dalam film berdurasi hampir dua jam ini. Butuh stamina dan kegigihan untuk mengecek dan memperbaiki segala cacat dalam tiap frame yang total besar file-nya mencapai 12 terabyte.

"Tiga Dara" menjadi film Indonesia pertama yang direstorasi menjadi format 4K, juga film hasil restorasi 4K pertama di Asia yang disiarkan untuk publik.

Hasil restorasi ini akan tayang di bioskop Indonesia pada 11 Agustus 2016.

Film ini menceritakan tentang tiga saudara perempuan, yaitu Nunung (Chitra Dewi), Nana (Mieke Wijaya), dan Neni (Indriati Iskak). Sepeninggal sang ibu, ketiganya hidup bersama ayah mereka, Sukandar (Hassan Sanusi), dan nenek mereka (Fifi Young) di Jakarta. Nenek mereka tak henti-hentinya mencarikan jodoh untuk ketiga cucu perempuannya. Sampai suatu ketika, semuanya dilanda asmara di saat yang bersamaan, sehingga terjadilah kekacauan yang jenaka di antara mereka.

Film ini sukses secara komersil di zamannya. "Tiga Dara" ditayangkan selama delapan minggu berturut-turut di seluruh Indonesia, menjadikannya sebagai film Indonesia terlaris saat itu.

Musik-musik indah dan abadi pada film ini dibuat oleh komposer legendaris Indonesia; Saiful Bahri, dengan lagu-lagu yang ditulis oleh Saiful Bahri, Oetjin Nurhasjim, dan Ismail Marzuki. "Tiga Dara" mengantongi penghargaan Piala Citra untuk kategori Tata Musik Terbaik pada Festival Film Indonesia 1960.

"Tiga Dara" menginspirasi sineas Nia Dinata untuk membuat "Ini Kisah Tiga Dara" yang dibintangi Shanty Paredes, Tara Basro dan Tatyana Akman, dilansir dari Antaranews.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement