Selasa 19 Jul 2016 17:13 WIB

Shabukicho, Restoran Jepang dengan Harga Miring

Rep: Rossi Handayani/ Red: Dwi Murdaningsih
Menu-menu di Shabukicho.
Foto: Shabukicho
Menu-menu di Shabukicho.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anda penggemar masakan Jepang? Restoran Jepang baru, Shabukicho telah dibuka di Indonesia di dua tempat, yakni mall Pejaten Village dan Citraland. Pemilik restoran, Abdul Antoni mengatakan, dibukanya Shabukicho agar masyarakat dari kalangan menengah ke bawah dapat menyicipi hidangan di tempat ini.

"Kenapa kita buka Shabukicho, terutama orang Indonesia berfikiran makanan Jepang itu mahal yah, saya ambil konsep harganya terjangkau sama orang, dan kualitasnya rasa Jepang, karena saya sempat disana delapan tahun," kata Antoni, Selasa (19/7).

Harga yang dibandrol di restoran ini untuk satu orang Rp 99 ribu per lunch plate, namun bersihnya dikenakan biaya Rp 118 ribu. Sedangkan untuk yang all you can eat Rp 128 ribu, dengan harga tambahan bisa mencapai Rp 150 ribuan.

Antoni mengatakan, biasanya orang yang makan di restoran Jepang hanya dari orang-orang berpenghasilan lebih. Namun di tempatnya, Antoni ingin orang biasa pun bisa menikmati sejumlah menu yang di Shabukicho.

Menurut pemilik yang sempat kuliah sambil bekerja di Jepang ini, yang paling spesial dari menu Shabukicho yakni adanya pilihan all you can eat untuk wagyu, sementara restoran lain tidak berani menawarkan menu tersebut sepuasnya, karena harganya yang mahal. Tak hanya itu, dagingnya pun masih segar, dengan batasan waktu makan hingga 90 menit.

Tak hanya itu, di restoran ini konsumen dimanjakan dengan beragam menu yang disajikan menggunakan buffet, sesuai dengan tradisi orang Indonesia. Para pembeli dapat memilih makanan sesuai dengan yang disuka.

Ia memastikan makanan yang dijual disini memiliki bahan-bahan yang halal. Untuk sertifikasi MUI sendiri saat ini masih dalam proses. Antoni mengaku bertanggung jawab akan kehalalan setiap menu di Shabukicho. Segala hal yang berhubungan dengan minyak babi, atau sake ia tidak ingin memakainya.

"Yang diutamain itu halal, kita nggak mau orang Indonesia setiap masuk, aduh nih halal apa enggak. Saya nggak mau menipu orang, makanya sedikit apa pun yang berhubungan dengan minyak babi, sake, kita gak mau pakai," ujar Antoni.

Di samping harga yang terjangkau, bagi mereka yang tinggal di sekitar Pejaten dan Citraland, untuk menjaring para konsumen ia selalu menekankan kepada para staffnya agar bersahabat dengan para tamu. Konsumen dipastikan akan mendaptakan pelayanan yang baik dan ramah, sebab menrut Antoni, pembeli sendiri lebih dari sekedar seorang raja, dari merekalah restoran akan tetap berjalan.

"Saya bikin sistem ke staff saya yaitu friendly kepada pelanggan. Di mana customer dateng, mereka menganggap seperti restoran sendiri. Dengan friendly, kemudian untuk servis yang benar-benar, hafal nama customer, kalau kita jadi customer, staff hafal kita akan senang," ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement