REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Makanan Jepang kini memiliki tempat tersendiri di lidah masyarakat Ibu Kota. Ramen, sushi, onigiri, hingga makanan bakaran khas Jepang mungkin secara rutin ada di menu makanan masyarakat kota besar di Tanah Air.
Restoran Sumibi yang belum lama buka di Apartemen 57 Promenade Thamrin di Jalan Teluk Betung Jakarta Pusat, menawarkan beragam pilihan menu masakan Jepang. Tapi ada satu yang membedakan Sumibi dengan resto Jepang lainnya. Yaitu makanan bakaran khas Jepang ala genshiyaki.
Pekan lalu, Republika diajak mencicipi sejumlah menu bakaran yang dimasak dengan metode genshiyaki. Manager Sumibi, Suhei Ono, menerangkan mengapa genshiyaki boleh jadi pilihan menu makanan barbecue khas Jepang.
Pertama dia menerangkan apa itu genshiyaki. "Ini adalah cara orang Jepang zaman dulu membakar makanan laut, sebelum dunia mengenal memasak dengan gas Elpiji," katanya.
Genshiyaki adalah pola membakar makanan yang merentang hingga periode Edo Jepang atau pada tahun 1603-1868. Awalnya, cara masak ini dipratikkan para nelayan yang ingin memasak hasil tangkapannya setelah lapar usai melaut. Mereka meletakkan hasil laut yang ditusuk ke stik kayu atau dari bambu mengelilingi arang.
Ono menjelaskan, kini genshiyaki sudah berkembang menjadi gaya makan modern. "Seafood yang dibakar genshiyaki akan renyah di luar tapi tetap juicy di bagian dagingnya. Tidak kering," sambung Ono.
Teknik pembakaran genshiyaki menggunakan panas arang yang bekerja bak infrared lalu menjaga daging tetap lembut meski crispy di luarnya. Aroma bakaran lalu menambah selera ketika bersantap.
Ono mengatakan, di Sumibi teknik genshiyaki digunakan hanya untuk seafood. Ketika dibakar, seafood dibumbui dengan garam saja. Saat matang dan siap disajikan baru seafood diberi tambahan saus.
Menu andalan genshiyaki...