Rabu 13 Jul 2016 10:39 WIB

Duh, Perilaku Orang Tua Ini Bisa Hambat Perkembangan Anak

Rep: Adysha Citra R/ Red: Indira Rezkisari
Anak menggambar di dinding.
Foto: pixabay
Anak menggambar di dinding.

REPUBLIKA.CO.ID, Berlari ke sana-sini hingga mencorat-coret dinding merupakan ulah anak-anak yang tak jarang membuat orang tua kewalahan. Sayangnya, orang tua seringkali merespons sikap tersebut dengan amarah dan larangan tanpa menyadari bahwa di balik sikap tersebut anak-anak sebenarnya sedang dalam proses belajar.

"Ketika anak ingin belajar sesuatu tetapi kita tidak tahu, kita justru dapat menjadi penghambat bagi perkembangan anak," ungkap pendiri sekaligus pengajar di ACTS Montessori Learning Center, Henderina Corry M.Y., saat ditemui dalam peresmian Daycare Unilever di Graha Unilever, Jakarta.

Corry mengatakan di usia keemasan anak yaitu 0-6 tahun, anak-anak memiliki dua hal yang dikenal dengan absorbent mind dan juga sensitive period. Absorbent mind merupakan fase di mana dungsi otak anak menyerupai spons yang mampu menyerap semua informasi di sekitarnya tanpa usaha apa pun.

Sedangkan sensitive period merupakan fase di mana anak-anak memiliki dorongan besar dalam dirinya untuk mempelajari sesuatu. Di fase inilah anak-anak biasanya terlihat aktif dalam melakukan sesuatu, seperti berlari, meloncat, bernyanyi hingga mencorat-coret tembok.

Melalui berlari dan loncat, Corry mengatakan anak-anak sebenarnya sedang mempelajari apa saja fungsi yang dimiliki oleh kakinya. Dengan bernyanyi, anak-anak sebenarnya sedang mempelajari dan memperkaya kemampuan bahasanya. Kemudian, saat mencorat-coret dinding pun anak-anak sebenarnya sedang mempelajari banyak hal seperti warna dan gambar.

"Jangan dilarang, tetapi difasilitasi. Jika anak corat-coret tembok, berikan karton dan tempat untuk corat-coret," tambah Corry.

Oleh karena itu, Corry mendorong orang tua agar lebih peka ketika anak-anak memasuki dua fase ini. Pasalnya, apa pun yang diajarkan, didengarkan, dialami oleh anak di masa keemasannya akan melekat di dalam diri anak.

Corry pun mendorong agar orang tua lebih bijak dalam menghadapi tingkah laku anak seperti berlari hingga mencorat-coret yang kerap dianggap nakal. Sebaliknya, Corry meminta agar orang tua menikmati proses ini dan ikut membimbing anak dalam mendapatkan informasi dan ruang gerak yang tepat.

"Nikmati kebersamaan itu. Hanya enam tahun kok (usia emas). Ini masa paling luar biasa dalam kehidupan, enam tahun yang tidak akan pernah kembali," pesan Corry.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement