REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bandara internasional Soekarno-Hatta merupakan salah satu yang tersibuk di Indonesia bahkan dunia. Lebih dari 20,3 juta penumpang setiap tahunnya hilir mudik sehingga membuat tingkat hunian (menginap) di sekitar lokasi bandara sangat tinggi. Baik untuk keperluan bisnis, lesiure, ibadah (umrah) dan lainya.
Sebagai group operator internasional, Louvre Hotel melalui brand Kyriad Hotel menangkap peluang itu dengan mengambil alih manajemen pengelolaan Puspamaya Hotel.
Mugi harjo, Director of Operation Kyriad Hotel Indonesia mengatakan, Kyriad Hotel Airport Jakarta memiliki potensi yang sangat besar namun belum tergarap dengan baik. Letaknya sangat strategis di kawasan Bandara Soekarno-Hatta dan hanya beberapa menit dari pusat pemerintahan Kota Tangerang.
"Lokasinya sangat berpotensi besar. Sekian ribu kedatangan ada tiap harinya di bandara Soekarno-Hatta. Belum lagi puluhan ribu pekerja bandara dan mereka semua butuh akomodasi," ujar Mugi Harjo dalam acara peluncuran "Kyriad Hotel Airport Jakarta" beberapa waktu lalu.
Kyriad Hotel Airpot Jakarta merupakan hotel bintang 3 plus dengan 165 kamar. Terdiri dari 120 Superior, 40 Deluxe dan 5 Suite.
"Kita optimistis dengan persaingan. Selain marketnya yang besar, kita juga banyak perbedaan dengan service yang mengutamakan kepuasan pelanggan," kata Mugi.
Tidak hanya besarnya pasar di bandara, lokasi yang dekat dengan pusat pemerintahan Kota Tangerang juga dimanfaatkan dengan mengambil peluang Meeting Incentive Covention dan Exhibition (MICE).
"Kita tidak akan mungkin menggaet pasar Jakarta, kita fokus ke Tangerang. Ini akan ada mix market dan MICE sebagai tambahan. Ini strategi kami dalam menggaet pasar," ujar Mugi.
Mendukung hal tersebut Kyriad Hotel Airport Jakarta dilengkapi dengan restaurant 24 jam, binatu, internet berkecepatan tinggi serta lima ruang rapat lengkap dengan peralatan yang dibutuhkan untuk rapat dan kegiatan perkantoran lainnya.