REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak dibuka pada tahun 2013, restoran Suntiang konsisten menghadirkan kuliner kombinasi dari makanan khas Padang dan Jepang. Cita rasa pedas makanan Padang yang kaya rempah berpadu dengan kuliner Jepang yang dikenal menggunakan bahan segar.
Tentu saja ada tantangan tersendiri dalam fusi menu otentik tersebut. Yulianto, Sous Chef Suntiang Grand Indonesia, Jakarta, mengutarakan bahwa kendala awal ialah memadukan resep dasar antara kuliner Padang dan Jepang yang punya kekhasan masing-masing.
"Orang Jepang kurang suka pedas, tabrakan dengan Padang yang kebanyakan makanannya sangat pedas. Kesulitan awalnya sulit memadukan itu," kata Yulianto.
Namun, jajaran pemilik Suntiang yang namanya diambil dari hiasan kepala pengantin perempuan Minangkabau bersikeras mencobanya. Mereka menyebutkan bahwa meskipun mayoritas cita rasanya manis, ada wasabi khas Jepang yang pedasnya sampai ke ubun-ubun.
Gagasan menu fusi Jepang-Padang pun dilakoni dengan melibatkan tim chef yang sebagian telah ahli mengolah kuliner Jepang. Yulianto menjelaskan, semua tim chef di Suntiang juga mengikuti pelatihan antara satu sampai tiga bulan di Rumah Makan Sederhana untuk memelajari dasar masakan Padang.
"Kami meracik menu baru dan mengajukannya kepada para pemilik. Setelah tes rasa, diulas apakah sudah pas atau ada salah satu rasa manis maupun pedas yang masih dominan," ujar Yulianto yang menambahkan informasi bahwa proses itu biasa berlangsung hingga dua pekan.
Hingga tiga tahun berjalan, kata ia, kombinasi resep otentik masakan Padang dalam gaya Jepang itu sangat diminati pelanggan. Warga Indonesia maupun Jepang berdatangan memesan menu favorit Suntiang yaitu Ayam Pop Roll, Otak Tempura Balado, Edamame Balado, Beef Miso Soup, Rendang Roll, Gulai Ramen, Rendang Tamago Bowl, dan puluhan lainnya.
Bagi mereka yang lebih tradisional, tersedia pula menu asli Jepang dan menu tradisional Padang. Suntiang menyajikan berbagai macam sushi, ramen, juga masakan khas Padang seperti lidah sapi dan gulai daun singkong.