Sabtu 09 Apr 2016 16:26 WIB

Ini Aktivitas Online yang Dirahasiakan Anak dari Orangtua

Anak bermain tablet (Ilustrasi)
Foto: Google
Anak bermain tablet (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Menurut survei yang dilakukan oleh Kaspersky Lab dan lembaga iconKids & Youth, hampir setengah (44 persen) dari anak-anak menyembunyikan aktivitas online yang berpotensi berbahaya dari orang tua mereka.

Dalam hasil penelitiannya yang diterima Jumat (8/4) Kaspersky Lab juga mengungkap bahwa semakin dewasa anak, maka semakin mereka menyembunyikannya.

Pada usia 8-10 tahun hanya sepertiga (33 persen) dari anak-anak tidak memberitahu orang tua mereka tentang insiden di Web, namun jumlah itu meningkat menjadi 51 persen untuk remaja berusia 14-16 tahun.

Sayangnya, banyak orang tua dari anak-anak tersebut "tidak komunikatif" dan terus mengabaikan apa yang anak-anak mereka hadapi ketika online.

Hasil studi Kaspersky Lab juga menunjukkan bahwa semakin berbahaya aktivitas online, orang tua cenderung kurang mencari tahu mengenai hal itu. Misalnya, 56 persen dari ayah dan ibu tidak tahu apa-apa mengenai jumlah aktual waktu yang anak-anak mereka habiskan di internet sementara hampir 70 persen tidak tahu tentang unduhan ilegal atau cyberbullying.

Parahnya, anak-anak tidak hanya berdiam diri tentang perilaku online yang dilarang tetapi juga mengambil langkah-langkah untuk melawati kontrol orang tua.

Satu dari tiga anak (30 persen) mengakui hal tersebut. Mereka menggunakan sandi pada perangkat mereka yang orang tua mereka tidak ketahui, mereka online ketika orang dewasa tidak ada, dan menghapus sejarah aktivitas online mereka.

Selain itu, satu dari tujuh (14 persen) menggunakan program khusus yang dapat menyembunyikan aplikasi yang mereka buka.

Pada saat yang sama, banyak anak-anak menyatakan bahwa mereka tidak melakukan apapun untuk melewati perangkat lunak kontrol orang tua.

Bahkan, tiga perempat anak-anak (75 persen) merasa terbantu jika orang tua berbicara dengan mereka mengenai ancaman siber.

"Perlindungan dan bimbingan orang tua tidak dapat dibatasi di dunia nyata saja, karena sebagian besar kehidupan anak-anak saat ini dihabiskan online. Saat orang tua tidak bisa mendampingi, mereka dapat melindungi anak mereka dengan solusi kontrol khusus," ujar Andrei Mochila, Head of Consumer Business di Kaspersky Lab.

"Program-program tersebut tidak hanya melindungi anak-anak dari situs berbahaya dan aplikasi di desktop dan perangkat mobile, tetapi juga terus memberitahukan orang tua mengenai bahaya apapun," tambah dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement