Jumat 18 Jul 2025 21:45 WIB

Produser Believe Tegaskan Film tak Bahas Polemik Operasi Seroja

Fokus utama film Believe yaitu dampak mendalam perang terhadap keluarga prajurit.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Film Believe. Menurut produser,  ini tidak hadir untuk membenarkan atau menyanggah narasi internasional yang menyebut Operasi Seroja sebagai invasi militer Indonesia.
Foto: Dok. Bahagia Tanpa Drama
Film Believe. Menurut produser, ini tidak hadir untuk membenarkan atau menyanggah narasi internasional yang menyebut Operasi Seroja sebagai invasi militer Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Operasi Seroja menjadi latar kisah dalam film drama aksi Believe: Takdir, Mimpi, Keberanian yang mengangkat perjalanan hidup ayah Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto. Operasi militer yang dilakukan Indonesia ke Timor Timur (kini Timor Leste) itu dianggap sebagai bentuk invasi oleh internasional.

Produser Celerina Judisari menegaskan film ini tidak hadir untuk membenarkan atau menyanggah narasi internasional yang menyebut Operasi Seroja sebagai invasi militer Indonesia. Menurut dia, fokus utama film ini adalah menggambarkan dampak mendalam perang terhadap keluarga para prajurit.

Baca Juga

"Kami tidak ingin masuk ke dalam ranah polemik benar atau salah. Semua perang itu merugikan. Film ini ingin menunjukkan bahwa korban perang bukan hanya di medan tempur, tapi juga di dalam rumah," ujar Celerina dalam konferensi pers seusai pers screening di XXI Plaza Senayan, Jakarta, Jumat (18/7/2025).

Menurut Celerina, film ini ingin menunjukkan bahwa kedua belah pihak -baik Agus (diperankan Ajil Ditto) dari militer Indonesia maupun karakter Miro (diperankan Marthino Lio) dari pihak Timor- sebagai dua sosok yang memperjuangkan keyakinannya. "Miro punya keyakinan sendiri, bahwa yang diperjuangkannya benar. Agus juga berjuang untuk apa yang ia anggap benar. Konflik ini tidak disederhanakan sebagai soal siapa baik dan siapa jahat," kata Celerina.

Sutradara Rahabi Mandra menyampaikan bahwa sejak awal, tim kreatif menyadari betapa sensitifnya tema yang diangkat. Namun mereka sepakat untuk bertahan pada garis cerita yang mengedepankan hubungan manusia, bukan tafsir politik.

"Kami tidak ingin berpihak. Cerita ini tentang hubungan ayah dan anak, tentang kesetiaan suami istri, dan tentang keberanian di tengah kehilangan," ujar Rahabi.

Sebelum produksi, tim film menggelar diskusi kelompok terarah (FGD) dengan anak muda. Hasilnya, banyak dari mereka terhenyak saat memahami bahwa perang membawa dampak emosional yang besar. Film ini mengikuti kisah Agus, seorang anak prajurit yang tumbuh dengan banyak tanda tanya tentang sosok sang ayah --seorang Sersan Kepala yang lebih sering berada di medan tempur daripada di rumah. Dari situlah tumbuh dorongan kuat untuk mengenal, memahami, bahkan melanjutkan jejak sang ayah sebagai prajurit TNI.

Para pemeran yang juga memeriahkan film.ini antara lain Marthino Lio, Adinda Thomas, Maudy Koesnaedi, Eduwart Manalu, Faqih Iqbal Sulaiman, dan Aditya Lakon. Film ini akan tayang di seluruh bioskop Indonesia mulai 24 Juli 2025.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement