REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kehadiran aktris asal Israel, Gal Gadot, Kamis (17/7/2025) malam, di Festival Film Yerusalem menuai kontroversi. Gadot mendapat kritik dari dua arah.
Pertama dari aktivis pro-Palestina karena Gador menyuarakan dukungan terhadap militer Israel, yang dituduh melakukan kekejaman dalam kampanye militernya di Gaza untuk melawan Hamas dan membebaskan sandera Israel.
Di sisi lain, media sayap kanan Israel juga menyerangnya karena seruannya untuk mengakhiri perang. Padahal pemerintah Israel berjanji akan melanjutkan operasi hingga Hamas dihancurkan, meskipun tekanan internasional terus menyerukan gencatan senjata.
Festival ini sempat terancam batal karena perang 12 hari Israel dengan Iran bulan lalu. Namun akhirnya dibuka di sebuah auditorium dekat Kota Tua Yerusalem. Gal Gadot, yang juga pernah membintangi Fast and Furious, menerima penghargaan khusus dan mendapat tepuk tangan dari ribuan penonton.
Dalam pidato penerimaannya, aktris berusia 40 tahun yang lahir di dekat Tel Aviv itu berkata, “Saya berdoa agar perang (di Gaza) ini segera berakhir, dan semua orang di sini akhirnya bisa hidup dengan tenang dan aman.”
“Hal itu tidak akan mungkin terjadi sampai semua sandera kembali ke rumah,” katanya, dilansir dari Malay Mail, Jumat (18/7/2025). Militer Israel secara rutin membantah bahwa mereka menargetkan warga sipil secara sengaja dalam serangan di Gaza.
Direktur acara, Roni Mahadav-Levin, mengungkapkan selama perang dengan Iran 12–24 Juni lalu, para penyelenggara sempat bersembunyi di tempat perlindungan bom sambil mempertimbangkan apakah festival bisa tetap digelar, di tengah pembatalan penerbangan dan keraguan tamu-tamu internasional untuk hadir.
Salah satu penonton festival, mahasiswa film bernama Ayal Sgerski (29), mengatakan acara ini berlangsung di bawah bayang-bayang konflik dan minim kehadiran sutradara internasional. “Sulit bagi festival ini untuk menarik film dari seluruh dunia saat ini,” keluhnya, merujuk pada penolakan global terhadap perang di Gaza.
Mahadav-Levin juga mengakui mereka tak bisa berharap menerima jumlah tamu internasional seperti tahun-tahun biasa.
Festival ini dibuka dengan pemutaran film Sentimental Value karya sutradara Norwegia Joachim Trier, yang memenangkan penghargaan di Festival Film Cannes 2025. Festival Film Yerusalem akan berlangsung hingga 26 Juli.