REPUBLIKA.CO.ID, Anak hebat tak hanya sehat dan cerdas, tapi dia mau berbagi, bekerja sama, dan menolong. Juga tanggap sosial. Untuk itu selain perlu sehat fisik, cerdas secara intelektual, anak juga perlu kompeten secara emosi dan sosial.

Sudahkah anak Anda memiliki kecerdasan secara emosi dan sosial?

Psikolog, Roslina Verauli, mengatakan dari data sejumlah riset, di usia 2 sampai 6 tahun perkembangan emosi positif penting agar anak terampil secara sosial. Untuk mengembangkan keterampilan tersebut, anak harus mampu untuk mengontrol emosi, mengontrol emosi ke-aku-an, dan empati.

Perempuan yang akrab disapa Vera ini mengatakan anak yang cerdas emosi, mampu mengendalikan diri. Misalnya mampu atau tidak anak kembali merapihkan mainannnya. Ini adalah kemampuan mengelola emosi negatif atau kemudian dia terpaksa membereskan mainannya. “Di sinilah kemampuan meregulasi emosi atau mengendalikan emosi, kalau cerdas secara emosional dia mampu kelola emosi negatifnya,” ujarnya kepada wartawan dalam konferensi pers kampenye Bebehero di Jakarta, belum lama ini,

Kemampuan yang kedua adalah emosi ke-aku-an, anak harus paham emosi ke-aku-an. Dia paham bahwa, ”Aku hebat lho bisa melakukan ini.”

Berikutnya adalah kemampuan berempati. Menurutnya anak tidak akan mampu kompeten secara sosial kalau tidak memiliki empati. Empati itu bisa terlihat dari kemampuan anak memahami dan berespons secara emosional terhadap orang di sekitar.

“Ini berkembang bahkan dari anak masih bayi. Makanya kalau ada bayi menangis, bayi sebelahnya ikutan menangis, atau ketika bayi diberikan rekaman saat dia menangis, lalu diperdengarkan lagi saat bayi sedang tertawan, dia akan kembali menangis,” tambahnya seraya menegaskan tiga hal ini adalah bukti anak kompeten secara emosional.

(baca: Ini Tantangan Terbesar Bambang Pamungkas Besarkan Putrinya)

Ikuti Whatsapp Channel Republika