REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Film Kalam Kalam Langit (KKL) yang bergenre religi menyuguhkan lantunan Alquran guna memberikan pesan kepada anak-anak di Indonesia agar bisa kembali belajar kitab suci tersebut dan patuh kepada orang tua.
Produser KKL, Dhoni Ramdhan, di Surabaya, Ahad (3/4), mengatakan latar belakang alam Lombok serta kehidupannya sengaja dipilih untuk mengangkat pariwisata daerah itu, terutama di pantai Nipah dan Pantai An yang disorot dari atas untuk membuat sebuah tontonan menyegarkan mata.
"Jika melihat suatu film harus mencermati kesemuanya, termasuk suguhan lantunan Al Quran yang menyadarkan akan kebesaran alam, seperti keindahan pantai di Lombok. Selain itu, agar anak-anak Indonesia bisa kembali belajar Alquran dan patuh pada segala perintah orang tua," katanya ketika nobar KKL di Surabaya.
Ia mengatakan film yang akan tayang pada 14 April mendatang berupaya mengangkat kultur Nahdlatul Ulama (NU) sejak dulu hingga kini dengan mengangkat kehidupan pondok pesantren serta perjuangan yang ada di dalamnya, seperti perjuangan untuk menjadi seorang qori (pembaca ayat Alquran).
Pemeran Jakfar dewasa, Dimas Seto, mengakui belajar banyak dari film ini, sehingga berharap KKL bisa memotivasi dan menjadi tontonan yang bermanfaat bagi orang banyak dengan konsep beda yang melengkapi film religi Indonesia.
"Film ini berbeda karena mengangkat tema Al-Quran yang sebelumnya belum pernah diangkat oleh film sejenis, namun tetap saja ada bumbu romansa di dalam KKL dengan balutan konflik batin di dalamnya.
Dimas percaya KKL yang masih merupakan film hiburan ini tidak menjadikan religi sebagai tema film, namun memberikan pesan inspirasi yang bisa diambil bagi setiap orang. Tidak hanya mengeluarkan air mata saja, tetapi juga ada ilmu di dalamnya yang bisa diambil.
"Ada banyak pengalaman baru yang didapat karena berlatar sebuah pondok pesantren (ponpes), sehingga harus beradaptasi dengan tinggal di ponpes sebenarnya. Sebuah pengalaman yang benar-benar baru mengingat Dimas dibesarkan di daerah urban," katanya.
Di KKL, tokoh Ja'far yang diperankan Dimas merupakan seorang qori, sehingga harus belajar mengaji dengan pelafalan tartil (membaca Alquran dengan dilagukan atau bacaan indah) dan tilawah (terjemah Alquran). Dalam film itu, suara Ja'far saat membaca Al Quran tidak menggunakan suara Dimas, namun digantikan seorang qori dari Lombok.
KKL merupakan film religi yang diadaptasi dari novel karya Pipiet Senja dengan judul yang sama. Film berdurasi 100 menit ini disutradarai Tarmizi Abka. Skenario KKL digarap oleh Faozan Rizal yang juga bertugas sebagai Director of Photography (DoP). Selain Dimas Seto, KKL yang mengambil setting di Jawa dan sebagian besar di Pulau Lombok itu dibintangi oleh Elyzia Mulachela, Ibnu Jamil, Mathias Muchus, Henidar Amroe, Meriza Febriani, Nasron Azizan, dan Amira Syakira.
KKL bercerita tentang Ja'far, seorang bocah yang mempunyai bakat tartil dan tilawah. Namun bakatnya tersebut terkubur karena larangan ayahnya. Hingga kemudian Ja'far yang mondok menemukan bakatnya lagi meski ada banyak halangan menuju impiannya.